JAKARTA – Selama dua tahun pandemi, simpanan masyarakat di perbankan terus tumbuh. Pada akhir Maret 2022, data pada Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat, simpanan di perbankan mencapai Rp7.554 trilyun atau tumbuh Rp1.240 trilyun (19,67 persen) dari posisi di awal pandemi.
Pertumbuhan tersebut didominasi oleh simpanan dengan saldo di atas Rp5 milyar alias simpanan jumbo. Sementara itu, simpanan dengan saldo mikro (di bawah Rp100 juta), porsinya justru semakin menyusut.
Pada awal pandemi, akhir Maret 2020, jumlah simpanan mikro mencapai Rp857 trilyun, sedangkan simpanan jumbo Rp3.604 trilyun. Namun, dua tahun kemudian, simpanan jumbo naik hingga Rp3.905 trilyun, atau tumbuh 27,41 persen, sedangkan simpanan mikro hanya tumbuh 11,32 persen.
Selama periode dua tahun pandemi, porsi simpanan jumbo terhadap total simpanan perbankan merambat naik dari 48,6 persen menjadi 51,8 persen. Sebaliknya porsi simpanan mikro justru turun dari 13,6 persen menjadi 12,6 persen. Konsentrasi simpanan perbankan agaknya semakin bergeser ke tabungan dengan saldo raksasa.
Tabungan di bank merupakan salah satu bentuk simpanan dana darurat yang paling populer. Jumlah rekening perbankan terus menanjak, bahkan kini sudah melebihi jumlah penduduk. Hingga Maret 2022, jumlah rekening perbankan mencapai 306,7 juta atau tumbuh 5,5 juta rekening ketimbang di awal pandemi.