Mengintip Peluang di Wilayah IKN

JAKARTA – Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur yang telah terpilih sebagai ibu kota baru merupakan wilayah paling buncit atau terbelakang di provinsi Kaltim. Setidaknya, jika dilihat dari sisi pendapatan per kapita.

Walaupun begitu, kabupaten ini berpeluang mendukung tujuan penting dari pembentukan ibu kota baru: penggerak ekonomi masa depan.

Penajam Paser Utara yang tingkat kesejahteraannya masih ada di urutan buncit itu berpeluang menggeliat. Kondisi perekonomian wilayahnya justru tidak tertinggal dibandingkan kabupaten atau kota lain di Kalimantan Timur.

Keunggulan itu, setidaknya terlihat melalui analisis “Tipologi Klassen”, yang dapat memetakan kinerja ekonomi kabupaten/kota di Kalimantan Timur. Data yang digunakan dalam analisis adalah ratarata pertumbuhan ekonomi per tahun dalam rentang periode 2011-2021 dan produk domestik regional bruto (PDRB) per kapita atau pendapatan per individu pada 2021, yang data awalnya diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS).

Dari hasil analisis tersebut, posisi Kabupaten Penajam Paser Utara ada di “Kuadran II”, yang bermakna sebagai daerah berkembang. Tingkat pertumbuhan rata-rata Penajam Paser Utara lebih tinggi dibanding rata-rata pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur, meski tingkat pendapatan per kapitanya paling rendah.

Sepanjang periode 2011-2021, rata-rata pertumbuhan ekonomi Penajam Paser Utara mencapai 3,32% per tahun. Sedangkan pertumbuhan ekonomi gabungan kabupaten/kota di Kaltim, rata-ratanya 3,06% per tahun.

Pertumbuhan rata-rata yang lebih tinggi ini menunjukkan perekonomian wilayah tersebut masih dapat terus berkembang. Karena itu, penetapannya sebagai lokasi ibu kota baru berpotensi mempercepat pertumbuhan ekonominya lebih tinggi lagi.

Secara sektoral, sejumlah sektor ekonomi seperti pertambangan dan penggalian, konstruksi, perdagangan besar dan eceran, menjadi sektorsektor potensial yang dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan Kabupaten Penajam Paser Utara. Bahkan dapat meningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian Kalimantan Timur secara umum.

Apalagi, dalam proses pemindahan ibu kota baru, tentu akan meningkatkan permintaan terhadap konstruksi, perdagangan besar dan eceran serta industri pengolahan. Kelak, industri-industri tersebut akan menjadi pendorong perekonomian wilayah.

Untuk melihat sektor ekonomi yang menjadi basis dan berpotensi sebagai pengungkit pertumbuhan ekonomi Penajam Paser Utara, analisis yang digunakan dalam kajian ini adaah metodologi yang biasa disebut dengan Location Quotient (LQ). Analisisnya dengan melihat perbandingan kontribusi atau peran suatu sektor terhadap perekonomian wilayah dalam hal ini Penajam Paser Utara dibandingkan sektor yang sama di wilayah yang lebih luas, yaitu Provinsi Kalimantan Timur.

Sektor-sektor ekonomi yang memiliki kontribusi tinggi seperti ditunjukkan dengan LQ≥1, tentu harus dirawat dengan baik. Jangan diabaikan, karena sektor-sektor tersebut merupakan sektor basis penopang wilayah yang juga memiliki keunggulan komparatif dibandingkan wilayah lain. Begitulah kira-kira pesan dari metodologi LQ tersebut.

Dari analisis tersebut, sektor basis pertumbuhan Penajam Paser Utara adalah: sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang; sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib; sektor jasa pendidikan.

Metodologi lain yang digunakan untuk melihat sektor ekonomi potensial di Penajam Paser Utara adalah analisis Shift Share. Analisis ini membandingkan pertumbuhan suatu sektor ekonomi di Penajam Paser Utara dengan sektor yang sama secara rata-rata (diambil dari masingmasing kabupaten/kota) di wilayah lebih tinggi, yaitu Provinsi Kalimantan Timur.

Dari analisis tersebut, terbukti bahwa sektor pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, serta konstruksi di Penajam Paser Utara lebih kompetitif di bandingkan sektor yang sama di wilayah lain. Sektor-sektor ini berpotensi memberikan kontribusi besar bagi wilayah, karena pertumbuhannya yang menggiurkan. Setidaknya, telah terbukti dalam 10 tahun terakhir.

 

Melirik Investasi di IKN

Mengacu pada analisis tersebut, peran investasi menjadi sangat penting untuk mendukung pengembangan wilayah ibu kota baru. Hingga saat ini, modal yang tertanam di wilayah tersebut masih sangat minim.

Mengacu pada data Kementerian Investasi, rata-rata realisasi penanaman modal asing (PMA) di Kabupaten Penajam Paser Utara per tahun sepanjang 2015-2021, kurang dari 1% dari total realisasi PMA di Provinsi Kalimantan Timur yakni sebesar 0,77%. Begitu pun dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN).

Selama ini, investor lokal masih belum melirik Penajam Paser Utara. Pada periode yang sama dengan PMA, rata-rata realisasi PMDN hanya 4,66% dari total realisasi PMDN di Provinsi Kalimantan Timur. Pada 2021, realisasi PMA dan PMDN Kabupaten Penajam Paser Utara masingmasing senilai US$1,6 juta (0,22%) dan Rp404,9 miliar (1,34%) dari total realisasi di Provinsi Kalimantan Timur.

Peluang investasi di Penajam Paser Utara dapat diarahkan pada sektor-sektor yang memiliki permintaan besar di Kalimantan Timur, seperti produk hasil industri mesin dan perlengkapan; barang dari logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik; dan alat angkutan. Selama ini, neraca perdagangan Kalimantan Timur untuk sektor-sektor tersebut mengalami defisit.

Neraca yang defisit menunjukkan bahwa Kalimantan Timur selalu mendatangkan (impor) barang-barang tersebut dari wilayah lain, bahkan dari luar negeri. Artinya, ada potensi pasar domestik yang besar untuk dipenuhi. Karena itu, investor dan pengusaha dapat mempertimbangkan investasi di area tersebut, sehingga Penajam Paser Utara bisa berkontribusi lebih besar lagi terhadap perekonomian Kaltim secara keseluruhan.

Download Edisi White Paper

Pekerjaan Rumah Besar: Ketahanan Kesehatan

Artikel sebelumnya

Bergesernya Ekonomi Maluku Utara

Artikel selanjutnya

Baca Juga