Lupakan Ponsel, Utamakan Kebutuhan Pokok

JAKARTA — Konsumsi rumah tangga Indonesia masih tumbuh, tapi masyarakat kini lebih mengutamakan belanja kebutuhan pokok dan cenderung mengesampingkan kebutuhan non-primer, seperti telepon seluler (ponsel), kulkas, atau wisata.

Indeks Penjualan Riil (IPR) September 2024 yang dirilis Bank Indonesia (BI) menunjukkan, selama setahun terakhir kinerja penjualan eceran naik 4,8 persen.

Pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh kenaikan penjualan bahan bakar untuk kendaraan (naik 8,1 persen), disusul belanja makanan, minuman, dan tembakau (tumbuh 6,9 persen), serta suku cadang (3,5 persen) dan sub kelompok sandang yang hanya naik 0,5 persen.

Sebaliknya, selama setahun terakhir masyarakat tampak mengerem pembelian barang-barang tahan lama yang bukan prioritas seperti telepon seluler dan perabot rumah tangga.

Penjualan peralatan komunikasi dan informasi turun 12,1 persen, sedangkan belanja peralatan rumah tangga berkurang tujuh persen.

Masyarakat juga tampak mengurangi hasrat untuk berwisata, menonton konser, atau membeli buku. Ini tampak dari turunnya indeks penjualan barang budaya dan rekreasi hingga 3,1 persen.

Indikator penting

IPR yang dirilis setiap bulan merupakan salah satu indikator penting untuk menggambarkan aktivitas penjualan barang atau jasa dalam suatu periode tertentu, khususnya di sektor ritel.

Indeks ini mencerminkan tren konsumsi masyarakat karena sebagian besar pengeluaran ritel berasal dari konsumsi rumah tangga.

Saat tingkat konsumsi masyarakat meningkat, angka PDB (Produk Domestik Bruto) juga mengalami peningkatan. Hal tersebut bisa diartikan bahwa ekonomi negara mengalami pertumbuhan.

Data IPR diperoleh melalui survei penjualan eceran yang dilakukan Bank Indonesia. Sejak Januari 2015 survei dilakukan terhadap sekitar 700 pengecer (retailer) di 10 kota di Indonesia, yaitu Jakarta, Semarang, Bandung, Surabaya, Medan, Purwokerto, Makassar, Manado, Banjarmasin, dan Denpasar.

Kesemrawutan Danantara

Artikel sebelumnya

Baca Juga