JAKARTA – Persaingan mobil Cina di pasar Indonesia semakin ketat. Dari hanya empat merek yang terdata di Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pada 2023, tahun ini sudah jadi 10 merek.
Wuling memang masih memimpin pasar mobil asal Cina yang dijual di Indonesia. Tapi, merek yang diproduksi PT SGMW Motor Indonesia itu mulai mendapatkan tantangan serius dari merek-merek baru asal negara yang sama, terutama BYD.
Dampaknya mulai terasa. Periode Januari-Oktober 2024, penjualan ritel Wuling tercatat 19.785 unit, turun sekitar tiga persen ketimbang periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu BYD, yang masuk pasar Indonesia sejak Juli 2024, berhasil menjual 8.821 unit selama empat bulan. Kalau dihitung per bulan, rata-rata sekitar 11 persen lebih banyak dari Wuling.
Deretan mobil listrik yang diperkenalkan BYD, seperti M6, Atto, dan Seal, tampaknya berhasil menarik perhatian konsumen. Angka penjualan jenama yang bermarkas di Shenzhen ini bisa melampaui lima pabrik Cina lain yang telah lebih lama masuk pasar Indonesia, yaitu Chery, DFSK, FAW, BAIC, dan Seres.
Bahkan, di tengah lesunya pasar mobil nasional sejak Agustus 2024, BYD justru mencatatkan rekor penjualan tertinggi, yaitu 2.597 unit pada Oktober 2024. Pabrikan Cina lain yang peruntungannya meningkat adalah Chery. Sebanyak 6.700 unit masuk ke garasi pelanggan pada Januari-Oktober 2024, melesat 96 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Kehadiran Omoda E5 mengangkat penjualan Chery, merek milik Chery Automobile Co. Ltd. Kendaraan jenis sport serbaguna atau sport utility vehicle (SUV) bertenaga listrik yang dijual sejak Februari 2024 itu, hingga Oktober telah laku 3.926 unit. Di kelas SUV dengan harga Rp400 jutaan, sampai saat ini, Chery menjadi pemimpin pasar.
Mobil-mobil berharga relatif murah dari Cina ini semakin mengancam deretan jenama asal Jepang, Korea, dan Eropa yang sudah lebih lama beredar di jalanan Indonesia.
Toyota, boleh jadi termasuk merek yang terimbas akibat penetrasi mobil asal Cina. Penjualan ritel mobil asal Jepang tersebut untuk periode Januari-Oktober 2024 turun 8,7 persen dari periode yang sama tahun lalu. Honda mengalami nasib serupa. Penjualannya turun 21,6 persen. Begitu pun dengan Hyundai dan Mercedes-Benz yang masing-masing lebih rendah 36,2 persen dan 28,3 persen.
Awalnya, kehadiran mobil-mobil terbaru Cina di Indonesia sempat menerbitkan keraguan di kalangan konsumen Indonesia. Mereka seperti masih “trauma” dengan buruknya kualitas motor dan mobil murah asal Negeri Tirai Bambu yang masuk Indonesia pada pertengahan 1990-an dan awal 2000-an.
Tapi kini pabrikan asal Cina berhasil menjawab keraguan tersebut melalui kualitas kendaraan yang ditawarkan. Fitur lengkap dan mewah dengan harga kompetitif berhasil menarik perhatian konsumen.
Apalagi, untuk kendaraan bertenaga listrik (electric vehicle), saat ini pabrikan Cina menjadi yang terdepan. Mobil listrik BYD dapat menjadi pesaing ketat Tesla milik Elon Musk di pasar global.