JAKARTA — Kabar itu terdengar seperti hadiah Natal yang manis. “Libur Natal dan Tahun Baru, pemerintah turunkan harga tiket pesawat 10%”. Terbetik begitu merdu dan menyenangkan, bagaikan gula-gula warna-warni yang memikat.
Tapi mampukah pemerintah menurunkan harga tiket pesawat? Mungkinkah harga tiket pesawat turun pada puncak musim liburan seperti saat Natal dan tahun baru ketika permintaan melonjak?
Promo tiket ini dirancang untuk mendongkrak industri wisata. Menurut kalkulasi pemerintah, harga tiket merupakan salah satu komponen biaya terbesar wisatawan domestik. Porsinya sampai 40 persen. Jika harga tiket pesawat turun, industri wisata akan merebak – kira-kira begitu jalan pikirannya.
Penurunan harga ini berlaku untuk tiket penerbangan periode 19 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025, persis di musim puncak liburan Natal dan tahun baru.
Agar harga tiket pesawat lebih terjangkau, pemerintah sampai membentuk satgas yang diketuai oleh Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono.
Harga avtur dipangkas
Bagaimana harga tiket pesawat diturunkan? Berikut resep pemerintah:
- Pertamina diminta memangkas harga avtur hingga 10 persen agar mendekati harga avtur di Bandara Soekarno-Hatta (CGK). Harga avtur di CGK merupakan yang termurah di Indonesia. Biaya avtur menelan sekitar 30-40 persen harga tiket pesawat – jadi penurunan harga bahan bakar ini akan memangkas harga tiket.
- Komponen fuel surchage yang ditanggung penumpang ditetapkan hanya dua persen dari tarif batas atas untuk penerbangan jet, dan 20 persen untuk penerbangan propeller (baling-baling).
- Tarif jasa kebandaraan dipangkas hingga separuhnya. Sebelum diskon, biaya passenger service charge ini berkisar antara Rp70.000 dan Rp170.000 per orang per keberangkatan, tergantung kebijakan masing-masing bandara.
Harga tiket malah naik
Pantauan melalui website pemesanan tiket Traveloka yang diakses pada 2 Desember 2024 menunjukkan bahwa program turun harga ala Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan ini gagal menekan harga tiket.
Harga tiket termurah rute Jakarta – Bali untuk periode libur 19 Desember – 3 Januari, misalnya, rata-rata malah sudah mencapai Rp1,3 juta, atau naik sekitar 18 persen dari hari-hari biasa.
Rute Jakarta-Medan juga sama saja. Untuk periode yang sama, rata-rata harga termurah telah melonjak dari Rp1,4 juta menjadi Rp1,7 juta, atau naik hingga 21 persen. Rute Jakarta – Medan merupakan salah satu rute paling sibuk selama libur Natal dan tahun baru.
Begitu pula rute Jakarta – Manado yang naik dari rata-rata Rp2,2 juta menjadi Rp2,5 juta.
Tak semua rute penerbangan melonjak naik, tentu saja. Salah satu rute yang cukup anteng adalah Jakarta – Surabaya dan Jakarta – Makassar.
Harga tiket pesawat rute Jakarta – Surabaya bertahan di kisaran Rp800.000, sedangkan Jakarta – Makassar tetap di kisaran Rp1,5 atau Rp1,6 juta, tak jauh berbeda dengan harga tiket di hari-hari biasa.
Tingginya permintaan saat musim puncak libur Natal dan tahun baru mau tak mau membuat harga tiket pesawat melambung.
Insentif diskon avtur dan biaya-biaya lain memang dapat menurunkan ongkos penerbangan, tapi harga tiket tetap bakal ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran.