Beban Berat Bandara Internasional

JAKARTA – Akibat minimnya kunjungan dari luar negeri, pemerintah memangkas jumlah bandara internasional. Sejak April 2024, sebanyak 17 bandara internasional ditutup, hingga tinggal tersisa 17 bandara.

Penutupan yang tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan itu diambil karena dua hal pokok.

Pertama, sejumlah bandara ditutup lantaran hanya melayani penerbangan jarak dekat dari/ke satu atau dua negara saja.

Kedua, beberapa yang lain ditutup karena hanya sepi – beberapa kali melakukan penerbangan internasional, bahkan ada yang sama sekali tidak memiliki pelayanan penerbangan internasional. Dua alasan ini membuat operasional bandara menjadi tidak efektif dan efisien.

Namun demikian, Kemenhub menyatakan bahwa bandara internasional yang juga melayani penerbangan domestik masih bisa melayani penerbangan internasional untuk kepentingan tertentu secara sementara (temporer) atas izin Menteri Perhubungan. Kegiatan temporer itu, antara lain untuk embarkasi dan debarkasi haji, serta jika ada kegiatan berskala internasional di daerah tersebut.

17 bandara internasional yang tersisa:

  1. Sultan Iskandar Muda, Aceh,
  2. Kualanamu, Sumatera Utara,
  3. Minangkabau, Sumatera Barat,
  4. Sultan Syarif Kasim II, Riau,
  5. Hang Nadim, Batam,
  6. Soekarno Hatta, Banten,
  7. Halim Perdanakusuma, DKI Jakarta,
  8. Kertajati, Jawa Barat,
  9. Kulon Progo, Yogyakarta,
  10. Juanda, Jawa Timur,
  11. I Gusti Ngurah Rai, Bali,
  12. Zainuddin Abdul Majid (Bandara Internasional Lombok Praya), Nusa Tenggara Barat,
  13. Sultan Aji Muhammad Sulaiman (Sepinggan), Kalimantan Timur,
  14. Sultan Hasanuddin, Sulawesi Selatan,
  15. Sam Ratulangi, Sulawesi Utara,
  16. Sentani, Papua,
  17. Komodo, Nusa Tenggara Timur.

Dalam daftar tersebut, Bandara Internasional Komodo di Labuan Bajo adalah yang terbaru. Bandara ini mulai beroperasi sejak 3 September 2024.

Keputusan Kemenhub menutup 17 bandara internasional diambil berdasarkan perkembangan data penerbangan. Sepanjang 2023, hanya 18 bandara yang mencatatkan lebih dari 100 penerbangan internasional dalam setahun. Bahkan ada tiga bandara internasional tanpa penerbangan internasional sama sekali pada tahun tersebut, yaitu Bandara H.A.S Hanandjoeddin di Tanjung Pinang, Blimbingsari di Banyuwangi, dan Juwata di Tarakan.

Tahun 2023 juga menjadi sejarah baru dalam cerita tentang bandara internasional. Kali itu, pertama kalinya Bandara Sultan Hasanuddin di Sulawesi Selatan mencatatkan jumlah penerbangan internasional terbanyak dibandingkan seluruh bandara di Indonesia. Ada total 82.139 penerbangan dari luar negeri yang keluar-masuk bandara di Kabupaten Maros itu.

Pada tahun yang sama, Bandara Soekarno Hatta di Banten, yang sebelumnya selalu mendominasi, mencatatkan 81.755 penerbangan internasional. Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali melengkapi posisi tiga besar dengan 63.494 penerbangan internasional.

Sultan Hasanuddin melesat tinggi

Bandara Sultan Hasanuddin mengalami peningkatan jumlah penerbangan internasional yang signifikan sepanjang tahun lalu. Dari total 706 penerbangan internasional pada 2022, melesat lebih dari 100 kali lipat menjadi 82.139 penerbangan internasional pada 2023.

Sebelumnya, angka penerbangan internasional tertinggi diraih bandara tersebut pada tahun 2019. Jumlahnya mencapai 1.677 penerbangan.

Ada beberapa penyebab meningkatnya jumlah penerbangan internasional ke bandara berkapasitas 7 juta penumpang per tahun yang terletak 20 km dari Makassar, ibu kota Sulawesi Selatan, itu.

Sebelum pandemi Covid-19, Hasanuddin hanya melayani empat penerbangan internasional, yaitu Singapura, Kuala Lumpur, Madinah, dan Jeddah. Sejak tahun 2022, tujuan penerbangannya bertambah menjadi 10: Melbourne, Bangkok, Jeddah, Krabi, Kunming, Kuala Lumpur, Perth, Singapura, Sydney, dan Shenzhen.

Bandara seluas 51 hektare dengan dua landasan pacu itu juga telah lama terkenal sebagai hub penerbangan (transit) keluar-masuk kawasan timur Indonesia. Promosi wisata serta pembukaan berbagai kawasan bisnis baru di kawasan timur Indonesia, khususnya di Pulau Sulawesi, juga menjadi pendorong peningkatan jumlah penumpang internasional langsung ke Bandara Sultan Hasanuddin.

PT Angkasa Pura I, pengelola bandara, saat ini terus mengembangkan bandara tersebut. Pengelola Bandara Sultan Hasanuddin baru saja merampungkan terminal keberangkatan baru yang mulai beroperasi 26 Maret 2024, sementara terminal kedatangan baru dijadwalkan selesai pada Desember 2024.

Bandara akan diperluas tiga kali lipat menjadi 150 hektare untuk meningkatkan kapasitas menjadi 21 juta penumpang per tahun.

Kekayaan Sri Mulyani Ungguli Meutya Hafid

Artikel sebelumnya

Bandara yang Kehilangan Status Internasional

Artikel selanjutnya

Baca Juga