JAKARTA – Banyak masyarakat Indonesia, terutama yang tinggal di perdesaan, masih belum memiliki akses perbankan atau belum menjadi bagian dari inklusi keuangan. Mereka tidak memiliki akses ke produk dan layanan keuangan seperti transaksi, pembayaran, rekening tabungan, kredit dan asuransi.
The Business Times Singapura (12/9/2022) menyebutkan bahwa sebanyak 90 juta orang di Indonesia tidak memiliki rekening bank. Sementara 45 juta orang lainnya memiliki rekening, tetapi dengan sedikit atau tanpa akses ke kredit atau produk investasi.
Padahal, inklusi keuangan dapat membantu masyarakat miskin dan paling rentan keluar dari kemiskinan, mengurangi ketimpangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya sumber pinjaman keuangan, masyarakat dapat memanfaatkannya misalnya untuk mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) hingga pembelian barang-barang konsumsi.
Data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Maret 2022 menyebutkan, rumah tangga yang memperoleh kredit selama setahun terakhir berjumlah 16,9 juta rumah tangga. Dari jumlah itu, pinjaman dari kredit usaha rakyat (KUR) masih merupakan porsi yang terbesar (35,59%). Kemudian kredit dari koperasi (19,46%) dan kredit dari bank umum selain KUR (15,15%).
Selanjutnya ada perusahaan leasing (10,2%), perorangan dengan bunga (6,2%), kredit dari BPR (4,95%) hingga pegadaian (3,6%). Pinjaman dari badan usaha milik desa (1,08%) dan pinjaman online (0,82%) mendapatkan porsi sumber pembiayaan terkecil.
Data-data ini menunjukkan bahwa masyarakat umumnya mengandalkan perbankan untuk memperoleh sumber pembiayaan. Di sisi lain, rendahnya akses terhadap sumber pembiayaan merupakan peluang pasar yang sangat besar bagi perusahaan multifinance di Indonesia.
Menurut peraturan Otorits Jasa Keuangan (OJK) No.29/POJK.05/2014 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan, multifinance merupakan badan usaha yang menjual produk pembiayaan dengan tujuan pengadaan barang.
Berbeda dengan bank, perusahaan multifinance biasanya memberikan uang langsung kepada pihak penjual, sebelum penjual memberikan produk
atau jasanya ke pelanggan. Pelanggan kemudian meneruskan kegiatan utang-piutang langsung dengan perusahaan multifinance tersebut.
Datanesia memetakan perusahaan-perusahaan multifinance dengan aset terbesar di Indonesia. Dari lima perusahaan dengan nilai aset teratas akan dilihat kinerja keuangan wilayah operasional hingga segmentasi usahanya.