Lemahnya SDM di NTB

JAKARTA – NTB dengan ibukota Mataram memiliki delapan kabupaten dan dua kota, termasuk Mataram. Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk NTB sebanyak 5.320.092 jiwa pada tahun 2020, dengan kepadatan 264 jiwa/km2.

Dari sisi geografis, NTB merupakan wilayah yang tidak kalah indah dari Bali dengan Pulau Lombok. Dari sisi ekonomi, NTB telah memiliki Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dengan lahan seluas 1.034 hektar. KEK ini dibangun selama 29 tahun untuk dipersiapkan sebagai kawasan pariwisata unggulan di Pulau Lombok. KEK Mandalika digarap oleh PT Indonesia Tourism Development Corporate (ITDC), BUMN yang sukses membangun kawasan pariwisata Nusa Dua di Bali.

Baru-baru ini sirkuit balap kelas dunia, yakni sirkuit internasional Mandalika telah digunakan untuk menggelar ajang balapan motor bergengsi, yaitu Grand Prix Sepeda Motor Indonesia pada Maret 2022 dan akan menyelenggarakan GT World Challenge Asia pada Oktober 2022. Sebelumnya, sirkuit Mandalika sudah pernah digunakan untuk menyelenggarakan Kejuaraan Dunia Superbike putaran Indonesia pada 2021.

Terlepas dari ekonominya yang potensial, namun NTB termasuk 10 wilayah yang memiliki tingkat kemiskinan tertinggi di Indonesia. Pada September 2021, jumlah penduduk miskin di NTB sebanyak 735,3 ribu jiwa, sehingga persentase penduduk miskinnya mencapai 13,8%, lebih tinggi dari tingkat kemiskinan Indonesia sebesar 9,71%.

Demikian pula dengan indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan yang dalam 10 wilayah tertinggi di Indonesia. Nilai indeks kedalaman kemiskinan NTB mencapai 2,5 pada September 2021, yang menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cukup jauh dari garis kemiskinan. Sementara nilai indeks keparahan kemiskinan sebesar 0,63 menunjukkan tingginya kesenjangan di antara orang miskin itu sendiri.

NTB juga merupakan wilayah dengan ketimpangan pendapatan yang tinggi di antara penduduknya ditunjukkan dengan nilai rasio gini sebesar 0,384. Sedikit lebih tinggi dari Indonesia sebesar 0,381.

Kendati demikian, NTB memiliki keunggulan penting. Hampir seluruh penduduknya yang masuk kategori angkatan kerja sudah bekerja. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di provinsi itu hanya 3,01, terendah kedua setelah Gorontalo. Artinya, sebagian dari yang sudah bekerja termasuk ke dalam golongan yang miskin.

Mayoritas angkatan kerja di NTB beraktivitas di sektor informal pertanian yang mencapai 97,1%, tertinggi ketiga di Indonesia. Sementara persentase tenaga kerja formal hanya 26,1%, terendah ketiga.

Rendahnya indeks pembangunan manusia di NTB boleh jadi berkontribusi pada minimnya yang bekerja di sektor formal. Pada 2021, angka IPM NTB sebesar 68,7, terendah nomor enam di Indonesia. Tidak hanya itu, angka rata-rata lama sekolah yang menunjukkan lamanya penduduk dalam menjalani pendidikan formal, hanya 7,4 tahun, terendah kedua setelah Papua dengan 6,8 tahun.

Download Edisi White Paper

NTB Tersengat Sektor Pertambangan

Artikel sebelumnya

Sektor Potensial di NTB

Artikel selanjutnya

Baca Juga