10 Kabupaten/Kota Paling Potensial

JAKARTA – Kabupaten dan kota di Indonesia terus menggeliat. Mereka yang tumbuh tak hanya ada di pusaran Pulau Jawa, tetapi juga datang dari wilayah tengah dan timur Indonesia. Pulau Jawa hanya mampu menempatkan lima kota dari 10 Booming Cities atau kabupaten/kota paling potensial berkembang di antara 514 wilayah.

Pergerakan kabupaten/kota yang dinamis terjadi seiring dengan perubahan pada komponen (variabel) pendukung wilayah. Di antaranya dari investasi yang masuk sehingga menggerakkan perekonomian wilayah, dampaknya pun nyata pada stabilitas sosial dan kesejahteraan warganya.

Datanesia mendokumentasikan serta menganalisis perkembangan tersebut melalui beragam indikator yang tersedia. Hasilnya adalah pemeringkatan Booming Cities.

Untuk 2022, dari 10 Booming Cities, ada tiga kabupaten yang masuk dalam daftar: Morowali, Halmahera Tengah dan Sumbawa Barat. Badung harus tersingkir, terutama akibat tekanan pandemi Covid-19. Posisi pertama jadi milik Jakarta Pusat.

Kabupaten/Kota yang menggeliat dan berkembang itu diukur dari tiga sub-indeks: aktivitas ekonomi, sosial dan keuangan. Masing-masing tiga indikator ini membentuk sub-indeks, yang merupakan hasil pengukuran sejumlah variabel.

Pemeringkatan itu mengindikasikan kinerja daerah. Bahkan, dapat menjadi peluang ekspansi bisnis mengingat potensi daya serap terhadap barang dan jasanya sangat tinggi.

Indeks aktivitas ekonomi mencerminkan tingkat stabilitas ekonomi kabupaten/kota. Perkembangannya diukur dari kinerja produk domestik regional bruto (PDRB) wilayah maupun per kapita.

Indeks keuangan mengindikasikan tingkat kesejahteraan dan kemampuan keuangan, serta kegiatan ekonomi warga di sebuah wilayah. Indeks dihasilkan dari kondisi keuangan per kapita yang tercermin dari dana pihak ketiga dan kucuran kredit yang diterima serta perkembangannya dalam kurun waktu observasi.

Sedangkan indeks sosial memperlihatkan tingkat stabilitas sosial wilayah. Komponen indeks ini terdiri dari kondisi kemiskinan, pengangguran terbuka, rasio ketergantungan, serta proporsi pengeluaran makanan terhadap total pengeluaran.

Indeks “Booming Cities” merupakan rata-rata hasil pembobotan dari tiga sub-indeks: Aktivitas Ekonomi 40%; Keuangan 30% dan Sosial 30%.

Indeks aktivitas ekonomi juga dihasilkan dari data hasil pembobotan: Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita dan pertumbuhan ekonomi dengan porsi 30:70. Pertumbuhan diberikan bobot lebih besar mengingat yang sedang diukur adalah kabupaten/kota yang sedang berkembang. Sementara sub-sub indeks lain disusun berdasarkan porsi yang berimbang dari masing-masing komponennya.

Mengacu pada analisis tersebut, Datanesia menyusun peringkat 1-10 sebagai “Booming Cities”. Kabupaten/Kota tersebut sedang berkembang dan menggeliat: kinerja ekonominya cenderung stabil atau tumbuh, kondisi sosialnya tidak menjadi beban, serta keuangan warganya cenderung kuat.

Download PDF

Jungkat-Jungkit Ekonomi Amerika Serikat

Artikel sebelumnya

Hikayat Deindustrialisasi

Artikel selanjutnya

Baca Juga