Rambatan Resesi Jepang dan Inggris

JAKARTA – Jepang harus undur diri dari posisi sebagai negara terbesar ketiga di dunia. Perekonomian negara tersebut pada kuartal IV-2023 menyusut alias terkontraksi 0,4%. Kuartal sebelumnya tumbuh minus 3,3%. Nasib serupa dialami oleh Inggris. Keduanya, secara teknis, masuk masa resesi: perekonomiannya tumbuh minus selama dua kuartal berturut-turut.

Dengan nilai perdagangan secara kumulatif pada 2017-2022, Jepang merupakan negara perdagangan terbesar kedua Indonesia. Tapi selama lima tahun tersebut, ada pergeseran pada 2020 dan 2021. Posisinya diambil oleh Amerika Serikat.

Di lihat dari sisi kontribusi terhadap total perdagangan internasional Indonesia, kontribusi dari transaksi dengan Jepang melemah dalam tiga tahun terakhir. Sampai 2018 misalnya, porsinya di atas 10%, kemudian turun di bawahnya dan tak pernah kembali ke dua digit.

Inggris berada ada di peringkat 25 dalam daftar mitra dagang utama Indonesia. Selama 2017- 2022, nilai perdagangan Indonesia-Inggris US$15 miliar atau US$3,0 miliar per tahun. Kontribusi transaksi perdagangan Indonesia-Inggris terhadap total perdagangan internasional Indonesia tak sampai 1% selama periode tersebut.

Resesi yang terjadi di Jepang dan Inggris bisa berdampak ke Indonesia melalui jalur perdagangan. Selama ini, neraca perdagangan Indonesia dengan dua negara tersebut selalu surplus. Dengan adanya krisis, daya serap barang dari Indonesia boleh jadi akan lesu.

Selama 2013-2022, neraca perdagangan Indonesia dengan Jepang maupun Inggris selalu surplus: lebih banyak ekspor ketimbang impor. Namun dalam 10 tahun terakhir itu, nilainya cenderung melandai.

Jepang merupakan salah satu negara dengan investasi terbesar di Indonesia. Kalau lihat peringkatnya berdasarkan besaran modal yang ditanam, Jepang ada di urutan kedua penanaman modal asing dalam satu dekade terakhir. Sepanjang 2014-2023, investasi asal Jepang di Indonesia secara kumulatif mencapai US$38,9 miliar. Sementara Inggris berada di peringkat 10 dengan investasi US$5,8 miliar.

Investasi terbesar Jepang di Indonesia ada di sektor otomotif atau tepatnya sektor industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain. Sepanjang 2014-2023, nilai investasi asal Jepang di sektor ini mencapai US$10,3 miliar atau 26,9% dari total penanaman modal asing (PMA) asal Jepang untuk periode tersebut. Selain di kendaraan bermotor, sektor listrik, gas dan air juga digemari modal dari Jepang.

Selama periode 2014-2023, investasi dari Inggris terbilang beragam. Pada 2014 misalnya, sektor yang menerima modal terbesar dari Inggris adalah industri kimia dan farmasi (US$821 juta). Namun di tahun selanjutnya bergeser ke industri makanan (US$229 juta).

Download Report – Resesi Jepang dan Inggris

 

Perempuan yang Menjadi Tulang Punggung

Artikel sebelumnya

Denah Simpanan Bank

Artikel selanjutnya

Baca Juga