JAKARTA – Amerika Serikat (AS) merupakan negara dengan ukuran ekonomi terbesar di dunia dan negara ketiga dengan jumlah penduduk terbanyak seantero jagat. AS juga penopang utama perdagangan internasional. Nilai belanja impor negara tersebut merupakan yang terbesar, yaitu 14,0% dari total impor dunia. Ekspornya pun terbesar kedua setelah China dengan porsi 8,4% dari total ekspor dunia.
AS berencana menggelar tawaran Kerangka Kerja Sama Ekonomi Indo-Pasifik (Indo-Pacific Economic Framework/IPEF), bersamaan dengan lawatan Presiden AS Joe Biden ke Jepang pada 22-24 Mei 2022. Namun rencana rincinya masih buram, walaupun sejumlah negara seperti Singapura sudah mengamini untuk bergabung. Pastinya, IPEF menjadi penanda upaya AS memperbaiki “kehadirannya” di kawasan tersebut, setelah pendahulunya pamit.
Selama ini, hubungan kerja sama perdagangan Indonesia-AS memegang peranan penting bagi perekonomian Indonesia, mengingat AS merupakan pangsa pasar ekspor Indonesia yang cukup menjanjikan, Sekitar 10,8% barang yang dijual Indonesia ke luar negeri selama 2016-2020, berlabuh di Amerika Serikat. Namun, Vietnam merupakan negara dengan nilai perdagangan terbesar dengan AS di antara negaranegara ASEAN. Nilai transaksi Vietnam degan AS mencapai US$344 juta atau 1,7% dari total perdagangan AS. Capaian tersebut menempatkan Vietnam masuk ke dalam daftar 12 negara mitra dagang utama AS. Adapun Indonesia, porsinya hanya 0,7%.
Jika Indonesia berminat gabung dengan IPEF, alangkah strategis kalau fokus pada aktivitas perdagangan dan investasi. Khususnya, berdagang komoditas yang terkait erat dengan empat pilar kerja dalam IPEF: (1) fasilitasi perdagangan; (2) ketahanan rantai pasok; (3) infrastruktur, energi bersih, dan dekarbonisasi; dan (4) perpajakan dan antikorupsi.
Indonesia juga dapat mendorong peningkatan ekspor komoditas reaktor nuklir, ketel, mesin dan peralatan mekanik (HS84) dan mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS85). Pada komoditas-komoditas tersebut, tentu Indonesia memiliki kapasitas ekspor yang mumpuni. Peningkatan investasi juga bisa diarahkan ke sektor yang tidak hanya banyak menarik minat AS dan sejalan dengan keempat pilar kerja IPEF, tetapi juga dapat mendorong peningkatan ekspor komoditas ke AS, seperti industri mesin, elektronik dan peralatan listrik.