Ancaman Kemiskinan Dari Gejolak Harga Pangan

JAKARTA – Laju kenaikan harga atau inflasi yang masih bertengger di posisi 5,5% secara tahunan (year on year/yoy) pada Februari 2023 tentu bukan kelaziman. Di luar anomali krisis, biasanya inflasi Indonesia ada di kisaran tiga persenan. Nyaris belum terdengar aksi pemerintah yang sistemik untuk mengendalikan “penyakit” tersebut, padahal imbasnya nyata: beban pengeluaran masyarakat akan bertambah akibat tingginya inflasi.

Indonesia masih mengalami persoalan serius inflasi. Dalam 10 tahun terakhir (2014-2023) misalnya, inflasi Indonesia yang tertinggi terjadi pada Desember 2014, yaitu 8,4%. Kemudian melandai. Bahkan saat pandemi mencapai titik terendah dalam 10 tahun terakhir, yaitu 1,3% pada Agustus 2020. Kini, inflasi bertahan di kisaran 5%. Pada Februari 2023 bertahan di angka 5,5%.

Hampir semua komoditas mencatatkan kenaikan harga secara tahunan, kecuali daging ayam yang menurun sebesar 4,3%. Telur ayam menjadi komoditas dengan kenaikan harga tertinggi yaitu 19,7% (yoy), dilanjutkan dengan bawang merah sebesar 18,9% dan beras sebesar 11%. Lalu ada daging sapi sebesar 7,3%.

Kenaikan harga bulan Februari disebabkan oleh tingginya permintaan menjelang Ramadan. Kebutuhan industri untuk memproduksi kue kering dan aneka panganan menjelang Ramadan dan Idul Fitri meningkat, sehingga komoditas utama seperti telur dan gula merah mengalami kenaikan. Namun faktor lain seperti kriminalitas, penundaan panen dan belum sampainya stok impor juga memengaruhi persediaan pasokan yang berdampak pada kenaikan harga.

Inflasi dan harga makanan yang tinggi terbukti mempengaruhi tumbuhnya kemiskinan. Pada September 2022, ketika inflasi mencapai 6,0%, jumlah penduduk miskin juga bertambah.
BPS mencatat, jumlah penduduk miskin pada September 2022 ada 26,36 juta orang, meningkat 0,20 juta orang terhadap Maret 2022.

Pada September 2022, harga beras dan rokok kretek berkontribusi terhadap garis kemiskinan di perkotaan sebesar 30,68% dan 33,44% di perdesaan.

Oleh sebab itu, pemerintah harus menjaga stabilitas harga makanan menjelang ramadan hingga Idul Fitri. Kenaikan harga-harga berpotensi menyebabkan inflasi tinggi dan menarik lebih banyak orang ke jurang kemiskinan.

Download White Paper

Persoalan Pemerintah Daerah: Tidak Ada yang Mandiri

Artikel sebelumnya

5 Ritel Elektronik Terbesar

Artikel selanjutnya

Baca Juga