JAKARTA – Harga komoditas batu bara mencapai puncaknya pada 2022—tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Tepatnya sejak 24 Februari 2022, ketika Rusia menginvasi Ukraina. Aksi militer itu membuat harga komoditas energi terutama batu bara melambung, menyusul adanya boikot ekonomi terhadap Rusia dan politik energi di Eropa.
Indonesia juga menuai untung dari tingginya harga batu bara. Nilai ekspor batu bara yang pada Februari 2022 mencapai US$ 2,5 juta naik menjadi US$ 3,9 juta pada bulan berikutnya. Harga batu bara Internasional juga meningkat dari US$ 219,8 per ton naik menjadi US$ 314 per ton.
Datanesia memetakan perusahaan-perusahaan pemasok batu bara terbesar di Indonesia yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk melihat perusahaan-perusahaan publik yang mendulang untung dari kenaikan harga batu bara sepanjang tahun lalu.
Lima perusahaan tambang batu bara dengan aset terbesar pada kuartal III-2022 (unudited) adalah Adaro Energy Indonesia (Rp 152,9 triliun), Dian Swastatika Sentosa (Rp 101,3 triliun), Bumi Resources (Rp 69,3 triliun), Indika Energy (Rp 56,2 triliun) dan Bayan Resources (Rp 49,7 triliun).
- ADARO ENERGY: Laba tahun berjalan 2021 mencapai Rp14,7 triliun, melesat dibandingkan tahun 2020 yang hanya Rp 2,3 trilun
- DIAN SWASTATIKA SENTOSA: Laba tahun berjalan mencapai Rp3,8 triliun dari tahun sebelumnya yang rugi Rp847 miliar.
- BUMI RESOURCES: Laba tahun berjalan mencapai Rp7,0 triliun, sementara tahun 2020 rugi Rp4,3 triliun.
- INDIKA ENERGY: Laba tahun berjalan mencapai Rp908 miliar, jauh melampaui tahun sebelumnya yang rugi Rp1,5 triliun.
- BAYAN RESOURCES: Laba tahun berjalan mencapai Rp18,2 triliun, tumbuh tinggi dibanding tahun sebelumnya yang Rp5,0 triliun.