Dalam lima tahun terakhir (2018-September 2022), properti selalu masuk dalam sektor paling diminati investor asing (PMA) maupun domestik (PMDN). Sepanjang periode tersebut, modal yang ditanamkan PMA di sektor properti (perumahan, kawasan industri dan pergudangan) mencapai US$13,8 miliar dan PMDN Rp221,4 triliun. Dibandingkan lima tahun sebelumnya, yaitu 2012-2017, masing-masing mengalami pertumbuhan 34,5% dan 358,6%.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat, hingga saat ini setidaknya ada kebutuhan rumah (backlog) sebesar 12,5 juta unit. Fakta ini menunjukkan bahwa peluang pertumbuhan sektor properti di Indonesia terbilang masih sangat besar.
Para jawara di sektor properti masih dikuasai oleh pemain lama. Keluarga Widjaja masih bertengger di puncak bersama Keluarga Ciputra dan Keluarga Riady. Tiga keluarga ini juga masuk dalam “50 Orang Terkaya di Indonesia 2022” yang dikeluarkan Forbes. Datanesia memetakan 10 penguasa properti di Indonesia, memaparkan kinerja keuangan hingga wilayah operasionalnya.
PT Bumi Serpong Damai, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Keluarga Widjaja menjadi perusahaan properti dengan jumlah aset terbesar, yaitu mencapai Rp64,1 triliun, berdasarkan laporan keuangan triwulan III-2022.
Selanjutnya ada Lippo Karawaci dengan total aset Rp51,1 triliun dan Ciputra Development Rp 41,3 triliun. Di posisi keempat ada Pakuwon Jati, yang mayoritas sahamnya dimiliki keluarga Tedja yang berpusat di Surabaya. Aset Pakuwon Jati bernilai Rp30 triliun.
Agung Podomoro Land dan Summarecon Agung ada di peringkat 5 dan 6, dengan selisih nilai aset sekitar Rp3 triliun. Kemudian ada Alam Sutera Realty Tbk di peringkat berikutnya.
PT PP Properti menjadi satu-satunya anak usaha BUMN yang masuk dalam 10 besar perusahaan properti dengan aset terbesar. Terakhir ada Intiland dan Sentul City yang masuk dalam daftar.