JAKARTA – Kehadiran enam pendatang baru dalam daftar 10 Booming Cities, sama halnya dengan tersingkirnya enam kabupaten/kota yang sebelumnya masuk daftar. Dua daerah dari Provinsi Bali, yaitu Kabupaten Badung dan Kota Denpasar termasuk yang harus melepas posisinya dalam daftar daerah yang sedang berkembang.
Tekanan terbesar yang dialami Badung dan Denpasar adalah perekonomian, karena menyusut dalam dua tahun terakhir. Pada 2021 misalnya, ekonomi Badung masih terkontraksi 6,7% dan Denpasar 0,9%. Bahkan pada 2020 jauh lebih dalam, masing-masing ekonominya menyusut 16,5% dan 9,4%.
Dampak Covid-19 juga merembes ke empat kota lain yang tersingkir: Jakarta Utara, Jakarta Barat, Bandung, dan Tangerang Selatan. Perekonomiannya mengalami kontraksi alias menyusut pada 2020, namun mulai bergerak positif pada 2021.
Kendati demikian, dari sisi keuangan, peringkat Kabupaten Badung dan Jakarta Barat justru meningkat. Pada empat kabupaten/kota yang tersingkir lainnya, peringkat indeks keuangan yang ditunjukkan melalui tabungan dan kredit per kapita warganya melorot. Perubahan itu terjadi lantaran rata-rata tabungan warga di wilayah tersebut tumbuh lebih rendah dibandingkan daerah pendatang baru dalam Booming Cities.
Seiring dengan memburuknya kinerja ekonomi, dampaknya terhadap kondisi sosial warga sangat terasa. Di Kabupaten Badung misalnya. Selama empat tahun (2017-2020) tingkat pengangguran terbukanya hanya nol koma. Namun pada 2021 melonjak, jadi 6,9%. Sedangkan Denpasar, dari sekitar dua koma, menjadi 7,6%.
Tekanan tersebut terutama terjadi akibat sektor pariwisata yang mati suri, mengingat kedua daerah tersebut sektor akomodasi dan transportasi. Sepinya aktivitas pariwisata di daerah itu membuat penginapan serta jasa transportasi nyaris tak terisi. Akibatnya, banyak warga yang kehilangan pekerjaan.
Namun lonjakan pengangguran terbuka paling tinggi terjadi di Jakarta Barat. Selama kurun waktu observasi (2019-2021), tingkat pengangguran naik dari 5,2% penjadi 12,3%. Selanjutnya adalah Badung dan Denpasar.
