Ironi Sawit

Harga minyak kelapa sawit yang mencapai titik tertinggi nyaris tak dirasakan petani. Bahkan masalah sosial seperti kemiskinan, pengangguran, maupun rendahnya kualitas sumber daya manusia ikut menjadi beban di wilayah penghasil sawit terbesar di Indonesia.

Ringkasan Eksekutif

  • Harga sawit yang sempat menyentuh posisi tertinggi di pasar internasional, setidaknya dalam 10 tahun terakhir, nyaris tidak mengimbas ke petani. Harga tandan buah segar (TBS) sawit justru rendah. Rata-rata harga TBS saat ini Rp1.900/kg untuk petani swadaya (non-mitra) dan Rp2.240 untuk petani bermitra. Padahal, harga normalnya Rp4.300/kg.
  • Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Pada 2020, dengan produksi 256,5 juta ton buah kelapa sawit (oil palm fruit), hasil kebun tersebut mengisi 61,2% total produksi dunia. Karena itu sangat mengherankan ketika Indonesia sampai mengalami kelangkaan minyak goreng di tengah pasokan kelapa sawit yang berlimpah.
  • Indonesia juga merupakan kontributor utama pasar ekspor dunia untuk minyak sawit dan fraksinya yang bukan mentah serta minyak inti sawit atau minyak babasu dan fraksinya yang bukan mentah. Selain itu, tercatat juga sebagai eksportir terbesar kedua setelah Malaysia untuk minyak sawit dan fraksinya yang mentah.
  • Tiongkok menjadi negara tujuan utama ekspor minyak sawit Indonesia. Dalam lima tahun terakhir, total ekspor minyak sawit Indonesia ke negara tersebut mencapai US$14,2 miliar. Nilai tersebut setara dengan 15,6% dari total ekspor minyak sawit Indonesia secara keseluruhan.
  • Berkah harga sawit yang melonjak belum sepenuhnya dirasakan oleh petani. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Juni 2022, nilai tukar petani (NTP) sektor tanaman perkebunan di wilayah penghasil kelapa sawit terbesar secara keseluruhan memang menunjukkan angka di atas 100, yang bermakna masih sejahtera. Namun dibandingkan Januari 2022 (year to date), tingkat kesejahteraannya justru menurun.
  • Kondisi sumber daya manusia di wilayah penghasil sawit pada umumnya cenderung masih rendah. Hanya tiga provinsi: Kalimantan Timur, Riau dan Sumatera Barat yang memiliki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di atas nasional. Posisi tertinggi ditempati oleh Kalimantan Timur, dengan IPM 76,9. Sedangkan yang terendah ada di Kalimantan Barat, yaitu 67,9.
  • Setidaknya terdapat 2,6 juta petani kelapa sawit (palm oil smallholder) pada 2020 yang mengelola sekitar 6 juta hektar (42%) dari total area perkebunan sawit di Indonesia. Karena itu, setiap kebijakan pemerintah tentu akan berdampak signifikan bagi kesejahteraan mereka dan pada akhirnya akan memengaruhi kesejahteraan ekonomi nasional secara keseluruhan.

Download White Paper

Konsumsi Semen Bergeser ke Timur

Artikel sebelumnya

Pendapatan Daerah Naik, tapi Masih Disuapi Pusat

Artikel selanjutnya

Baca Juga