5 Jawara Multifinance

JAKARTA – Masih banyak masyarakat Indonesia yang belum menjadi bagian dari inklusi keuangan. Mereka tidak memiliki akses ke produk dan layanan keuangan. Padahal, inklusi keuangan dapat membantu masyarakat miskin dan paling rentan keluar dari kemiskinan, mengurangi ketimpangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi

Data Susenas per Maret 2022 menyebutkan, rumah tangga yang memperoleh kredit selama setahun terakhir berjumlah 16,9 juta rumah tangga. Dari jumlah itu, pinjaman dari kredit usaha rakyat (KUR) masih merupakan porsi yang terbesar (35,59%). Ini menunjukkan bahwa masyarakat umumnya mengandalkan bank untuk memperoleh sumber pembiayaan. Di sisi lain, rendahnya akses terhadap bank dan sumber pembiayaan merupakan peluang pasar yang sangat besar bagi perusahaan multifinance di Indonesia.

Datanesia memetakan perusahaan-perusahaan multifinance dengan aset terbesar di Indonesia. Mereka adalah Sinarmas Multiartha (Rp125 triliun), Indomobil Multi Jasa (Rp 25,1 triliun), Adira Dinamika Multi Finance (Rp24,3 triliun), BFI Finance Indonesia (Rp20 triliun) dan Clipan Finance Indonesia (Rp7,2 triliun).

Aset perusahaan multifinance di Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan selama 2015-2019. Pada 2015 total aset perusahaan multifinance mencapai Rp426 triliun terus meningkat hingga mencapai puncaknya pada 2019 sebesar Rp518 triliun.

Namun setelah 2019, dipengaruhi kondisi ekonomi saat pandemi, total aset perusahaan- perusahaan multifinance menurun pada 2020 menjadi Rp456 triliun dan terus turun menjadi Rp433 triliun pada 2021. Barulah pada Agustus 2022, total aset perusahaan pembiayaan mengalami kenaikan lagi menjadi Rp455 triliun.

Selama pandemi banyak debitur yang kesulitan membayar utang kepada perusahaan pembiayaan. Pemerintah melakukan intervensi berupa kebijakan restrukturisasi kredit/pembiayaan yang berlaku sejak 2020 dan akan berakhir pada 31 Maret 2023. Hanya kelompok tertentu yang masih memperoleh perpanjangan kebijakan restrukturisasi kredit/ pembiayaan hingga 31 Maret 2024

Berakhirnya masa pandemi yang ditandai dengan pencabutan kebijakan pembatasan aktivitas, serta dimulainya era pemulihan ekonomi seharusnya tahun 2023 menjadi awal baru untuk menggenjot pertumbuhan industri multifinance. Sebab, potensi pasar untuk industri multifinance masih sangat besar.

Download White Paper

Coklat Punya Sejarah Panjang di Indonesia

Artikel sebelumnya

Tahun 2023, Ujian Berat bagi Sri Mulyani

Artikel selanjutnya

Baca Juga