Mimpi Transisi Energi

JAKARTA – The World Energy Trilemma Index yang menilai kinerja sistem energi sebuah negara menempatkan Indonesia pada peringkat 53 dari 127 negara. Skor Indonesia sebesar 59,7 tersebut masih di bawah Brunei Darussalam (71,8), Malaysia (69,4), Singapura (69,4) dan Thailand (61,9).

Skor Indonesia Dalam World Energy Trilemma Index

The World Energy Trilemma Index atau Indeks Trilema Energi mengukur kinerja tiap negara di sektor energi dalam tiga dimensi: ketahanan energi, keadilan energi, dan keberlanjutan lingkungan. Kinerja Indonesia:

  • Indonesia mengalami pertumbuhan melesat untuk skor ketahanan energi pada 2019. Saat itu, skor ketahanan energi pada 2018 yang sebesar 54,95 tumbuh menjadi 64,93 pada 2019. Puncaknya pada 2020 (66,73). Sayangnya skor ini mengalami penurunan dalam dua tahun terakhir. Pada 2022, skor ketahanan energi di Indonesia sebesar 66,08.
  • Sementara untuk skor kesetaraan energi, merupakan yang paling rendah dari tiga dimensi yang dinilai. Kendati demikian, komponen ini membaik selama tiga tahun terakhir. Pada 2022, skor Indonesia untuk komponen kesetaraan energi sebesar 51,31.
  • Selama lima tahun terakhir, komponen keberlanjutan lingkungan cenderung mengalami penurunan. Bahkan pada 2022 mencapai posisi terendahnya dalam lima tahun terakhir, yakni dengan skor 63,7. Komponen ini mewakili transisi sistem energi suatu negara menuju mitigasi dan menghindari potensi kerusakan lingkungan dan dampak perubahan iklim.

Selama 2010-2019, sektor energi menjadi penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar di Indonesia. Pengecualian pada tahun 2015, ketika kebakaran hutan dan lahan mengambil alih posisi sebagai penyumbang terbesar pelepasan emisi gas rumah kaca ke atmosfer bumi, yaitu sebanyak 822 juta ton setara CO2.

Sumber konsumsi energi primer Indonesia masih berasal dari batu bara, yaitu sebanyak 3,2 exajoules atau 39,5%, kemudian minyak bumi sebesar 2,83 exajoules atau 34,1% dan gas alam sebanyak 1,33 exajoules atau 16,1%. Porsi energi baru terbarukan sebagai sumber konsumsi energi primer hanya 10,4%. Pada kawasan Asia Tenggara, Indonesia merupakan negara dengan konsumsi energi primer terbesar.

Setelah bertahun-tahun sektor transportasi menjadi pengonsumsi energi terbesar di Indonesia, kini peran itu diambil akih oleh sektor industri. Pada 2022, sektor industri menyerap 534,8 juta barel setara minyak (BOE) untuk beroperasi atau 45,1% dari total penggunaan energi di Indonesia. Sedangkan porsi sektor transportasi 36,2%.

Dalam 10 tahun terakhir, konsumsi energi oleh rumah tangga bertahan ada di peringkat ketiga terbesar. Namun konsumsinya hanya seperempat dari sektor transportasi atau seperlima dari industri. Bahkan ada kecenderungan penurunan. Jika pada 2021 porsinya terhadap total penggunaan energi mencapai 17,5%, pada 2022 tersisa 13,6%. Untuk volumenya, dari 161,5 BOE menjadi 161,7 BOE.

Download Report – Mimpi Transisi Energi

Jawa Tengah Pemasok Beras Terbesar Indonesia

Artikel sebelumnya

Beban Berat Utang, Bagaimana dengan Beban Utang Indonesia?

Artikel selanjutnya

Baca Juga