Menanti Rembesan Ekonomi Sulteng

Maraknya kegiatan pertambangan nikel dan pemurniannya di Sulawesi Tengah ikut menggeser komposisi perekonomian wilayah. Bagaimana dampaknya bagi masyarakat dan kinerja wilayah?

Ringkasan Eksekutif

  • Ekonomi Sulawesi Tengah tumbuh 11,7% (yoy) pada 2021, sehingga menjadikannya sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua di Indonesia, setelah Maluku Utara. Angka tersebut juga merupakan tertinggi ketiga selama satu dekade terakhir yang sempat menyentuh 15,5% (yoy) pada 2015 dan 20,6% (yoy) di 2018.
  • Hanya sebagian kecil sektor ekonomi Sulteng yang sudah mulai pulih. Di antaranya sektor penyediaan akomodasi dan makan minum, konstruksi, perdagangan serta sektor jasa keuangan dan asuransi. Kinerja sektorsektor tersebut pada 2021 lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan sebelum terjadinya pandemi Covid-19.
  • Sektor-sektor penopang utama ekonomi Sulteng, termasuk industri pengolahan, pertanian serta pertambangan dan penggalian, belum mampu tumbuh lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhannya sebelum pandemi. Industri pengolahan misalnya, walaupun tumbuh tertinggi pada 2021, namun masih di bawah rata-rata sebelum pandemi (2011-2019) yang 19,8%. Sektor ini memiliki kontribusi terbesar terhadap ekonomi wilayah.
  • Secara umum, pertumbuhan tinggi di sektor-sektor penopang utama ekonomi Sulteng tidak dibarengi dengan penyerapan optimal tenaga kerjanya. Padahal, tingkat pendidikan masyarakat Sulteng cukup tinggi, bahkan bukan termasuk 10 terendah di Indonesia. Kondisi ini menyiratkan masih rendahnya daya serap sektor usaha terhadap tenaga kerja.

Download White Paper

Maluku Utara Yang Tak Lagi Sama

Artikel sebelumnya

Bergesernya Perekonomian Sulteng

Artikel selanjutnya

Baca Juga