Ringkasan Eksekutif
Selama lebih dari 20 tahun terakhir, Padang termasuk kota dengan pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata provinsi dan di atas rata-rata nasional. Kota yang pertumbuhan ekonominya pernah mencapai 9,1% ini kini mendapatkan tantangan besar untuk mendorong pertumbuhan ekonominya pasca Covid-19 dan dalam bayang-bayang resesi 2023.
Berdasarkan analisis Tipologi Klassen dengan menggunakan data 2017-2021, Padang termasuk daerah dengan tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita yang lebih tinggi dibanding rata-rata kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat. Karena itu, ada banyak peluang untuk mendorong sektor-sektor yang menjanjikan untuk tumbuh dan mengungkit pertumbuhan ekonomi kota.
Perdagangan menjadi sektor utama yang menopang PDRB selama 10 tahun terakhir. Kontribusinya terhadap perekonomian mencapai rata-rata 17,2% atau rata-rata Rp6,5 triliun per tahun. Selanjutnya ada sektor transportasi dan pergudangan dan sektor industri pengolahan.
Ada lima sektor yang harus didorong pertumbuhannya agar menjadi sektor yang kompetitif bagi Padang: perdagangan, industri pengolahan, real estate, jasa perusahaan dan administrasi pemerintah. Jika pertumbuhannya tidak didorong, justru akan membebani perekonomian daerah.
Industri Makanan Memperoleh Invetsasi Terbesar hanya untuk PMA. Sedangkan untuk PMDN dalam 10 tahun terakhir, yang terbesar adalah industri Mineral Non Logam dengan nilai investasi Rp 5,1 Triliun dan penanam modal domestik Rp133 miliar. Sektor ini merupakan sektor yang paling banyak mendapatkan kucuran modal. Selain itu, ada sektor perdagangan dan reparasi serta sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi yang memperoleh investasi baik asing maupun dalam negeri secara konsisten selama 10 tahun terakhir.
Pemerintah Kota Padang perlu mempertimbangkan insentif dan kemudahan berusaha untuk industri kecil yang berjumlah 8.136 unit. Kelompok usaha itu terbukti menyerap tenaga kerja yang sangat besar, yaitu 569.531 tenaga kerja. Bahkan, nilai investasinya yang Rp1,3 triliun mampu menghasilkan nilai produksi sebesar Rp 2,1 triliun.
Sebanyak 69,5%% penduduk di Padang merupakan angkatan kerja. Rasio ketergantungan di kota tersebut juga rendah, yaitu hanya 43,9%. Ini menandakan Padang memiliki modal jumlah angkatan kerja yang besar.
Kondisi ekonomi penduduk Padang termasuk sejahtera. Semua indikator kesejahteraannya lebih baik dari rata-rata provinsi. Hal yang serupa juga terjadi untuk indikator sosial. Pengecualiannya untuk tingkat pengangguran terbuka Padang sebesar 13,4%, dua kali provinsi acuannya yang 6,5%.