Maluku Utara Yang Tak Lagi Sama

Ringkasan Eksekutif

  • Maluku Utara merupakan salah satu provinsi yang ekonominya tetap kokoh di tengah pandemi Covid-19. Pada 2021, pertumbuhannya mencapai 16,4% (yoy), tertinggi di antara provinsi lain di Indonesia. Industri pengolahan memiliki andil besar dalam menyokong perekonomian Maluku Utara. Sektor tersebut tumbuh hingga 79,5% (yoy) pada 2021. Begitu pun dengan sektor pertambangan dan penggalian yang naik 53,4% (yoy).
  • Peningkatan kinerja sektor industri pengolahan tak lepas dari beroperasinya smelter logam, seperti nikel dan tembaga. Industri pemurnian hasil tambang tersebut ikut mendorong terjadinya pergeseran (shifting) struktural dalam perekonomian Maluku Utara, dari sektor pertanian ke sektor pengolahan serta pertambangan dan penggalian. Sebelumnya, sektor pertanian menjadi penopang terbesar ekonomi wilayah itu, dengan rata-rata kontribusi 24,5% per tahun selama satu dekade terakhir. Namun pada 2021, kontribusinya tersisa 18%. Sementara sektor pengolahan mencapai 20%.
  • Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Maluku Utara ditopang oleh ekspor yang merupakan kontributor utama keempat bagi perekonomian provinsi, dengan rata-rata kontribusi sebesar 28% selama 10 tahun terakhir. Pada 2021, pertumbuhannya mencapai 243,5% (yoy) didorong oleh peningkatan kinerja di sektor industri pengolahan serta pertambangan dan penggalian.
  • Ironisnya, pertumbuhan Maluku Utara yang cemerlang tidak diiringi dengan peningkatan kesejahteraan masyarakatnya. Pada 2021, jumlah penduduk miskinnya justru terus bertambah banyak, dari 86,4 ribu orang pada 2020 menjadi 87,2 ribu orang. Alhasil persentase kemiskinannya juga turut meningkat dari 6,8% pada 2020 menjadi 6,9% pada 2021.

Download White Paper

Industri Halal yang Menggiurkan

Artikel sebelumnya

Menanti Rembesan Ekonomi Sulteng

Artikel selanjutnya

Baca Juga