JAKARTA – Kinerja aset keuangan milik investor individu di pasar modal melambat, bahkan terjadi penyusutan pada kelompok beraset rendah. Selama Januari-September 2024, pertumbuhan aset investor individu hanya 2,5 persen menjadi Rp1.251 triliun.
Aset keuangan merupakan nilai kepemilikan pada instrumen investasi di pasar modal seperti saham, surat berharga, reksa dana dan lainnya yang dicatat PT Kustodian Sentral Efek Indonesia atau KSEI, lembaga penyimpanan dan penyelesaian transaksi efek atau surat berharga.
Menurut catatan KSEI, tekanan terbesar terjadi pada investor individu dengan penghasilan maksimal Rp10 juta per bulan.
Aset keuangan kelompok investor berpenghasilan terendah itu per September 2024 tinggal tersisa Rp152 triliun. Padahal pada akhir 2023, posisinya masih Rp190 triliun, atau susut 20 persen sepanjang tahun berjalan.
Hal serupa juga terjadi pada kelompok investor individu menengah, yakni dengan penghasilan Rp100-Rp500 juta, yang asetnya menyusut 3,3 persen.
Untuk kelompok investor individu paling tajir, dengan penghasilan lebih dari Rp500 juta per bulan, asetnya malah menanjak naik 11,9 persen.
Porsi aset kelompok individu dengan penghasilan di atas Rp500 juta pada September 2024 mencapai Rp543 triliun atau 43,4 persen dari seluruh aset keuangan milik investor individu di pasar modal.
Kalau melihat data KSEI ke belakang, misalnya saat pandemi Covid-19, rata-rata aset keuangan seluruh kelompok penghasilan tumbuh dua digit alias di atas 10 persen.
Begitu pula aset investor cilik yang berturut-turut tumbuh 12,3 persen dan 39,4 persen pada 2021 dan 2022. Mungkin banyak yang coba cari peruntungan di pasar modal saat kebijakan pembatasan kegiatan sosial diberlakukan.
Usai Covid-19 dinyatakan berakhir, yakni memasuki tahun 2023, aktivitas sosial masyarakat kembali normal. Kedai-kedai kopi, pusat perbelanjaan, kembali semarak dikunjungi. Konsumsi masyarakat pun tak terbendung setelah terpendam selama musim pandemi.
Badan Pusat Statistik (BPS) juga merekam pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga terus tumbuh positif. Ini mengisyaratkan penghasilan yang diterima masyarakat semakin banyak yang dibelanjakan.
Boleh jadi kondisi ini yang membuat simpanan perbankan dari kelompok rekening dengan saldo terkecil (maksimal Rp100 juta) tumbuh paling rendah.
Jika pada 2021-2023 saldo kelompok rekening ini tumbuh 3,3 persen per tahun, pada tahun berjalan 2024 (Januari-September) hanya bertambah 0,5 persen.
Kondisi ini selaras dengan perkembangan aset keuangan milik investor kecil di pasar modal, yang menyusut 20 persen. Dengan nilai tabungan tumbuh melambat, dana yang dapat dialokasikan untuk investasi makin terbatas.
Peran investor kecil tentu tak bisa dianggap remeh. Mereka yang membuat volume transaksi menjadi semarak.
Kelompok investor ini, seperti data KSEI per Januari 2024 merupakan mayoritas. Jumlahnya 10,3 juta atau 84,8 persen dari total investor individu yang menanamkan uangnya di pasar modal.