Neraca aktivitas perbankan di delapan provinsi mengalami surplus, walaupun sejumlah masalah sosial mengintip. Namun Jawa Barat menjadi wilayah dengan defisit neraca perbankan terdalam.
Ringkasan Eksekutif
- Pada April 2022, DKI Jakarta tercatat mengalami surplus neraca aktivitas perbankan tertinggi sebesar Rp1.137 triliun, mengindikasikan simpanan perbankan yang jauh lebih besar dibanding kredit. Jakarta merupakan satu dari delapan wilayah dengan neraca aktivitas perbankan surplus. Urutan berikutnya adalah Jawa Timur, Sumatera Utara, Yogyakarta, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Papua dan Kalimantan Utara. Sementara di 26 provinsi lainnya mengalami defisit. Jawa Barat menjadi wilayah dengan defisit neraca aktivitas perbankan terdalam. Jumlahnya mencapai Rp167 triliun pada April 2022: penyaluran pembiayaan Rp811,9 triliun, sementara dana pihak ketiga yang tersimpan di bank hanya Rp645,1 triliun.
- Neraca perbankan yang surplus ternyata tak membuat kondisi sosial ekonomi suatu wilayah lebih baik. Tingkat pengangguran terbuka di Jakarta misalnya, mencapai 8,5%. Lebih tinggi daripada rata-rata nasional sebesar 6,5%. Ketimpangan di Jakarta juga tinggi, melebihi rata-rata tingkat ketimpangan nasional. Kondisi ini memberikan sinyal bahwa tingkat kesejahteraan di Jakarta terkonsentrasi pada kelompok kecil masyarakat.
- Sulawesi Selatan menjadi anomali dalam kelompok lima wilayah dengan defisit neraca aktivitas perbankan terdalam. Kondisi tingkat kemiskinan, ketimpangan, dan pengangguran terbuka di provinsi itu lebih baik dari rata-rata nasional. Warga dengan usia kerja, yaitu 15 tahun ke atas, memiliki kesempatan kerja lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional.
- Neraca yang surplus sejatinya dapat dialokasikan ke sektor produk/barang/jasa yang banyak digunakan suatu wilayah namun sebagian besar masih diimpor atau dipasok dari wilayah lain. Melalui analisis Inter Regional Input-Output (IRIO), komoditas yang paling diperlukan Jakarta adalah barang-barang industri makanan dan minuman. Ada kesenjangan yang sangat tinggi antara kemampuan produksi dan kebutuhan barang tersebut di Jakarta.