Di balik gemerlapnya perkembangan teknologi informasi ada petaka yang mengintip. Beban berat bagi perekonomian.
Ringkasan Eksekutif
- Sektor informasi dan komunikasi terbukti telah menjadi salah satu motor utama penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kinerjanya selalu Berada di atas perekonomian nasional. Tak berlebihan jika pemerintah terus menggenjot perkembangannya, karena pada 2020 berkontribusi 6% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
- Pada 2021, sekitar 58,3% penduduk Indonesia tercatat sebagai pengguna aktif internet, yang antara lain dipicu oleh pesatnya perkembangan telepon seluler. Sekitar 60,7% penduduk memiliki minimal satu nomor telepon seluler. Persentase rumah tangga yang memiliki komputer juga mencapai 10,8%.
- Tanpa ketersediaan infrastruktur tersebut di dalam negeri, pemenuhan kebutuhan ekonomi digital Indonesia akan bergantung pada pasokan dari luar negeri. Hingga saat ini telah terbukti ikut menggerus neraca perdagangan komputer (HS8471), karena nilai impornya selalu melebihi nilai ekspor. Akibatnya, neraca perdagangan Indonesia untuk komputer selalu mengalami defisit yang terus semakin dalam seiring dengan demam digital. Tidak hanya dari sisi barang, tetapi juga pada jasa telekomunikasi, komputer dan informasi.
- Pemerintah perlu membuka lebar peluang investasi di bidang teknologi informasi dan komunikasi, utamanya infrastruktur backbone dan perangkat keras. Pada 2021, alokasi investasi, baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal dalam Negeri (PMDN) untuk sektor telekomunikasi dan informasi masih jauh panggang dari api.
- Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) Indonesia juga masih rendah, yaitu 5,59 dari skala 1-10. Itulah pekerjaan rumah lain yang sangat penting, yakni meningkatkan keahlian SDM Indonesia di bidang teknologi informasi dan komunikasi, sekaligus meningkatkan literasi digital di kalangan masyarakat.