JAKARTA – Ketergantungan perekonomian NTB terhadap sektor pertambangan dan penggalian perlu diperkecil secara bertahap, karena fluktuasi harga produk dari sektor pertambangan dan penggalian yang sensitif di pasar internasional, sangat rentan memengaruhi kinerja perekonomian NTB. Pemerintah setempat perlu mendorong sektor-sektor potensial lain yang memiliki kontribusi tinggi dan daya ungkit besar.
Sektor potensial itu, antara lain pertanian, perdagangan dan konstruksi. Ketiga sektor tersebut tidak hanya memiliki kontribusi besar, tetapi juga rata-rata pertumbuhannya di atas perekonomian NTB secara keseluruhan. Jika dapat didorong untuk tumbuh lebih tinggi lagi, maka pertumbuhan perekonomian NTB berpotensi tumbuh lebih tinggi lagi.
Upaya mendorong potensi tiga sektor tersebut dapat dimulai dengan mengalokasikan lebih banyak investasi yang masuk ke NTB ke sektor-sektor tersebut. Pada 2021, realisasi investasi asing (PMA) yang masuk mencapai US$244,2 juta, 31,5% dari total investasi asing yang masuk ke wilayah Bali dan Nusa Tenggara, yaitu US$775,2 juta.
Sedangkan nilai investasi yang berasal dari dalam negeri mencapai Rp9,1 triliun. Jumlah itu setara dengan 47,4% dari total Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di wilayah Bali dan Nusa Tenggara yang mencapai Rp19,2 triliun.
Mayoritas investasi yang masuk ke NTB mengincar sektor pertambangan dan penggalian. Porsi PMA di sektor tersebut mencapai 72,2%, dan PMDN 15,8%. Untuk sektor pertanian, alokasi PMA yang masuk hanya 0,11% dan PMDN hanya 2,28%.
Demikian pula untuk sektor industri pengolahan yang porsi PMA hanya 0,08% dan PMDN hanya 1,69%. Alokasi PMA dan PMDN untuk sektor konstruksi bahkan lebih rendah lagi tidak sampai 1%, masing-masing hanya 0,14% dan 0,77%.
Pemerintah NTB juga perlu mengoptimalkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika untuk lebih berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dengan melibatkan lebih banyak warga setempat dalam aktivitas ekonomi di area tersebut. Jangan biarkan masyarakat NTB hanya menjadi penonton.
Agar masyarakat NTB dapat lebih banyak terlibat dalam aktivitas ekonomi, baik di sektor pertambangan, industri pengolahan, maupun Mandalika, pemerintah NTB perlu berupaya keras mendorong tingkat pendidikan masyarakat. Harapannya, agar lebih banyak lagi masyarakat NTB yang terserap di sektor formal, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan, mengurangi angka kemiskinan dan mengungkit ekonomi wilayah.