Saatnya Indonesia Menang di China

JAKARTA – Lupakan kontroversi di Bahrain. Inilah saat terbaik bagi tim nasional Indonesia untuk bisa memetik kemenangan perdana pada pertandingan Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Pasukan Garuda akan tandang ke markas China, tim terlemah di Grup C, di Qingdao Youth Football Stadium, Selasa (15/10/2024), pukul 19.00 WIB.

Indonesia saat ini berada di peringkat ke-5 Grup C dengan 3 poin, sementara China terpuruk di dasar klasemen dengan 0 poin dari 3 pertandingan, baru mencetak 2 gol namun telah 12 kali kebobolan.

Kekalahan 1-2 dari Arab Saudi pada 10 September lalu membuat posisi China turun ke posisi 91 dalam Peringkat FIFA dari sebelumnya peringkat ke-88. Sedangkan hasil imbang 0-0 melawan Australia menaikkan posisi Indonesia dari peringkat 133 ke 129.

Meski peringkat masih jauh di bawah China, bergabungnya sejumlah pemain naturalisasi telah terbukti meningkatkan kualitas pasukan Shin Tae-yong. Mereka bisa menahan imbang Arab Saudi (1-1) dan Bahrain (2-2) di kandang lawan, juga menahan Australia tanpa gol di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

Kedatangan para ‘diaspora’ tersebut juga telah meningkatkan nilai pasar timnas Indonesia. Mencuplik data TransferMarkt, Mees Hilgers, bek klub Belanda FC Twente, adalah pemain Indonesia dengan nilai pasar tertinggi, mencapai 10 juta euro (Rp170 miliar). Sementara pemain China dengan nilai pasar termahal adalah Wu Lei, striker klub Shanghai Port yang ditaksir berharga 1,2 juta euro (Rp20,4 miliar).

Wu Lei menjadi satu-satunya pemain di skuad China yang nilai pasarnya menyentuh 1 juta euro. Saat ini di timnas Indonesia ada 6 pemain yang nilai pasarnya lebih dari 1 juta euro.

Total nilai transfer pemain Indonesia saat ini menempati peringkat ke-8 di Asia dengan 23,65 juta euro, dua kali lipat dari total nilai pasar skuad China (10,8 juta euro).

Bila nilai pasar bisa berkorelasi positif dengan performa di lapangan hijau, peluang Garuda untuk bisa mengalahkan Team Dragon cukup terbuka.

Rekor buruk

Akan tetapi sejarah menunjukkan Indonesia memiliki rekor buruk saat menghadapi China. Dari 17 kali pertemuan, Indonesia hanya 3 kali menang, 3 seri, dan menelan 11 kekalahan.

Kemenangan terakhir Indonesia atas China, 3-1, terjadi pada 20 Februari 1987 pada turnamen Piala Raja di Bangkok, Thailand. Setelah itu Indonesia tidak bisa mengalahkan China dalam 9 pertandingan beruntun.

Meski demikian, 10 tahun telah berlalu semenjak kedua tim terakhir bertemu. Banyak perubahan yang telah terjadi, khususnya di skuad Indonesia.

Rekor lama bisa jadi tinggal sejarah jika Indonesia bisa memaksimalkan keterpurukan yang tengah dialami timnas China belakangan ini.

Anak Muda dan Perempuan dalam Pusaran Pinjol

Artikel sebelumnya

Harga Rumah Kian Mahal

Artikel selanjutnya

Baca Juga