Rp6 Triliun untuk Teh Celup

JAKARTA – Minum teh telah lama jadi kegemaran masyarakat Indonesia. Salah satu jenis yang diminati adalah teh celup (sachet) ukuran 2 gram — teh yang dikemas dalam kantong saring untuk sekali hidang dengan mencelupkannya ke air panas di dalam gelas.

Nilai penjualan teh celup, berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2023 yang diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS), mencapai Rp516 miliar per bulan atau lebih dari Rp6 triliun setahun.

Jawa Barat — daerah penghasil teh utama Indonesia dengan produksi 82.100 ton pada 2023— menjadi pasar terbesar teh celup di Indonesia. Warga Jabar menghabiskan hingga Rp80 miliar per bulan untuk belanja teh celup.

Jawa Timur (Rp61 miliar/bulan) dan Jawa Tengah (Rp53 miliar/bulan) melengkapi tiga besar provinsi dengan penjualan teh celup terbanyak di Nusantara.

Tingginya konsumsi teh celup pada ketiga wilayah itu bisa dipastikan lantaran ketiga provinsi tersebut memiliki populasi yang besar. Total penduduk Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah mencapai 130 juta jiwa, atau sekitar 46% dari populasi Indonesia.

Jika konsumsi teh celup dirinci dalam satuan per kapita, tak ada satupun kabupaten/kota di ketiga provinsi di Pulau Jawa itu masuk dalam peringkat 10 besar.

Data Susenas 2023 menunjukkan, warga Kabupaten Indragiri Hilir di Provinsi Riau merupakan pecandu teh celup terbesar. Jumlahnya mencapai 5,5 teh celup per pekan, jauh di atas rata-rata konsumsi nasional yang tercatat 1,26 teh celup/kapita/pekan.

Daftar 10 besar daerah peminum teh celup didominasi wilayah di Kalimantan dan Papua. Sayangnya, sampai saat ini belum ada kebun teh yang beroperasi di Provinsi Riau, maupun wilayah Kalimantan dan Papua.

Kebun teh menyempit, produksi turun

Luas perkebunan teh terus menyempit dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2023 tercatat ada 99.800 hektare perkebunan teh di seluruh Indonesia, menyusut dari 101.280 Ha tahun sebelumnya.

Luas tersebut jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan perkebunan lain seperti kopi (1,3 juta Ha), kakao (1,4 juta Ha), dan tebu (504.800 Ha).

Dalam tiga tahun terakhir, produksi teh Indonesia juga terus menurun dari 144.000 ton pada 2020 menjadi 122.700 ton pada 2023.

Dewan Teh Indonesia menyatakan, tahun ini produksi teh kembali menggeliat dan diperkirakan akan mencapai 140.000 ton.

Tumbangnya Legenda Tekstil Sritex

Artikel sebelumnya

Pamor Mobil Listrik Meroket

Artikel selanjutnya

Baca Juga