Pusat Perdagangan Tumbuh di Jawa dan Sumatera

JAKARTA – Di tengah tren perlambatan ekonomi global, perekonomian nasional tubuh 5,4% pada triwulan II-2022 (yoy), melampaui ekspektasi pasar. Ketika pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan, kegiatan ekonomi tentu berkembang. Satu di antaranya melalui sektor perdagangan.

Sektor tersebut merupakan kegiatan ekonomi yang berkenaan dengan transaksi jual-beli barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan wilayah, baik oleh masyarakat maupun sektor usaha. Bahkan ada beberapa wilayah yang mendorong pertumbuhan ekonominya melalui sektor perdagangan.

Datanesia mengolah dan memetakan data kota- kota pusat perdagangan di Indonesia. Data yang digunakan adalah produk domestik regional bruto (PDRB) sektoral untuk menemukan kontribusi sektor perdagangan. Data yang digunakan
kurun waktu 2010-2020. Sedangkan data tahun berikutnya digunakan sebagai pembanding.

Berdasarkan hasil analisis, terungkap 10 wilayah yang menggantungkan sektor perdagangan sebagai kontributor utama PDRB. Semuanya merupakan wilayah administrasi kota, nir kabupaten.

Kota-kota yang masuk daftar pusat perdagangan seluruhnya ada di Pulau Jawa dan Sumatera. Kecuali Pekanbaru, kota-kota ini bukan kota terbesar atau ibu kota provinsi, melainkan daerah yang lokasinya strategis menghubungkan kawasan- kawasan industri dengan kota-kota besar lainnya. Sebagian di antaranya juga memiliki infrastruktur pendukung perdagangan seperti pelabuhan dan bandar udara yang memudahkan perdagangan besar menggunakan kargo, misalnya.

Di Pulau Jawa, ada 7 kota, yaitu Sukabumi (Jawa Barat), Cirebon (Jawa Barat), Serang (Banten), Tegal (Jawa Tengah), Malang (Jawa Timur), dan Pasuruan (Jawa Timur). Sehingga seluruh provinsi di Jawa memiliki kota-kota yang ekonominya bertumbuh karena lokasinya yang strategis. Sementara kota-kota di Pulau Sumatera yang masuk daftar, yaitu Bukittinggi (Sumatera Barat), Langsa (Aceh) dan Pekanbaru (Riau).

 

Minim Perdagangan Tak Selalu Miskin

Kota-kota yang masuk dalam daftar 10 daerah dengan kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB terendah ada di wilayah Kalimantan Timur, Kepulauan Riau dan Papua. Menariknya, dari 10 kabupaten/kota tersebut, tidak sepenuhnya sebagai daerah miskin, tertinggal atau terpencil. Sebagian dalam daftar itu merupakan wilayah dengan PDRB yang besar dengan infrastruktur lengkap.

Kabupaten Kutai Timur, misalnya. Memang benar, rata-rata sumbangan PDRB dari sektor perdagangan per tahun (2010-2020) hanya Rp1,7 triliun. Tetapi wilayah ini memiliki PDRB yang sangat besar, yaitu Rp101,8 triliun. PDRB rata-rata Kabupaten Kutai Timur bahkan lebih besar dari Kota Pekanbaru, kota dengan rata-rata PDRB, yaitu Rp81,7 triliun. Tingginya PDRB dari Kabupaten Kutai Timur terutama disokong oleh sektor pertambangan. Lebih spesifiknya lagi, batu bara.

Ada Kabupaten Mimika dengan PDRB rata-rata periode 2010-2020 mencapai Rp60 triliun, tapi kontribusi sektor perdagangannya hanya 2,6%. Mimika menjadi kaya karena tambang emas.

Dalam daftar terbawah wilayah perdagangan juga ada Kabupaten Siak, Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Natuna dan Kabupaten Kepulauan Anabas yang PDRB rata-ratanya mencapai Rp77 triliun, Rp24 triliun, Rp17 triliun dan Rp14 triliun. Empat kota ini mengandalkan sektor pertambangan sebagai penyumbang terbesar PDRB, tepatnya minyak bumi dan/atau gas.

Bontang, kota “Nomor 1” dalam daftar 10 Kantong Manufaktur, yaitu daerah dengan kontribusi sektor maufaktur 84,4% terhadap PDRB, justru masuk dalam daftar 10 wilayah terbawah untuk kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB.. Mungkin wilayah yang minim perdagangan dan termasuk miskin atau tertinggal ada di tiga wilayah kabupaten dalam daftar ini: Kabupaten Manokwari Selatan, Kabupaten Tambraw dan Kabupaten Pegunungan Arfak -ketiganya di Papua- dengan PDRB rata-rata 2010-2020 di bawah Rp1 triliun. Tiga wilayah yang disebut terakhir membutuhkan dorongan untuk meningkatkan pertumbuhan eonomi.

Download Edisi White Paper

Modal Menjadi Alasan Klasik Industri Mikro dan Kecil

Artikel sebelumnya

Dominasi Konsumsi Rumah Tangga di Kota Perdagangan

Artikel selanjutnya

Baca Juga