Pulau Jawa yang Miring ke Utara

JAKARTA — Andai Pulau Jawa ini kapal yang mengapung di laut, mungkin bahtera raksasa ini akan miring ke utara. Mengapa? Penduduk Pulau Jawa memilih untuk berjejalan di utara, hanya sebagian kecil yang tinggal di selatan.

Sensus Penduduk 2020 mencatat populasi yang berdomisili di kabupaten/kota pesisir utara Jawa mencapai 50,4 juta orang. Sebaliknya, di selatan hanya 31,4 juta jiwa atau hampir separuhnya.

Selain populasinya lebih banyak, pesisir utara juga jauh lebih padat. Kepadatan penduduk di pesisir utara mencapai 1.720 jiwa per km2. Ini hampir tiga kali lipat kepadatan di selatan yang hanya 657 jiwa per km2.

Kehidupan yang lebih baik

Sesaknya pesisir utara Jawa terutama didorong motif ekonomi. Pesisir utara menawarkan kehidupan yang lebih baik.

Pabrik-pabrik yang menyediakan lapangan kerja bertumpuk di utara. Puluhan kawasan industri berjajar dari Cilegon, Serang, Tangerang, Bekasi, Karawang, dan Subang. Begitu juga di Brebes, Batang, Kendal, Semarang, Demak, hingga Tuban, Gresik, Sidoarjo, dan Pasuruan. Sementara itu, di selatan kawasan industri hanya bisa dihitung jari: Sukabumi, Cilacap, dan Bantul.

Pabrik-pabrik ini tumbuh mengikuti jaringan jalan dan pelabuhan, yang juga banyak berada di utara. Jaringan jalan lebih mudah, dan lebih murah, dibangun di pesisir utara yang lebih datar ketimbang wilayah selatan yang berbukit-bukit. Begitu juga pencetakan sawah.

Sungai-sungai besar banyak bermuara di utara, meski mata airnya dari gunung-gunung di belahan selatan pulau. Aliran sungai ini menjadi sumber air baku untuk irigasi sehingga lebih banyak sawah yang dapat ditanami sepanjang tahun.

Mendorong produksi

Ketika penduduk lebih padat, skala ekonomi akan meningkat. Transportasi publik, serat optik, jaringan pipa air bersih, juga gas, akan jadi lebih murah dan efisien. Begitu juga pembangunan prasarana umum yang lain seperti pasar, rumah sakit, dan sekolah.

Pertumbuhan populasi juga akan menciptakan konsumsi. Ini berarti mendorong produksi yang kemudian meningkatkan permintaan pada bahan baku dan tenaga kerja.

Hampir 200 tahun lalu, ekonom Inggris Thomas Robert Malthus meramalkan datangnya krisis pangan akibat populasi yang berlipat. Ramalan ini ternyata meleset. Pelipatan penduduk dan konsumsi justru meningkatkan produktivitas pertanian dan menumbuhkan perdagangan.

Ikhtiar jalan lintas selatan

Meski kepadatan juga membawa risiko –mulai dari polusi, sampah, banjir, dan kriminalitas– tawaran kehidupan yang lebih baik menjadi magnet yang membuat wilayah yang padat cenderung makin padat, sampai batas tertentu.

Lalu bagaimana pesisir selatan dapat mengejar pesisir utara agar kapal besar Pulau Jawa ini tidak jomplang ke utara?

Salah satu kuncinya: kemudahan akses. Ikhtiar pemerintah menyelesaikan pembangunan jalan lintas selatan tampaknya bisa menjadi peluit start yang manjur.

Timbul Tenggelam Hilirisasi

Artikel sebelumnya

Ancaman Krisis Eropa

Artikel selanjutnya

Baca Juga