JAKARTA – Presiden Republik Indonesia 2024-2029, Prabowo Subianto, memiliki sejumlah pekerjaan rumah (PR) penting di sektor pendidikan. Program anggaran pendidikan yang wajib 20% dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sejak 2009 tampaknya belum membuahkan hasil maksimal.
Jika kualitas sumber daya manusia diukur dari tingkat pendidikan, hingga saat ini, nyaris tidak ada perubahan dibandingkan dua dekade sebelumnya. Angkatan kerja Indonesia –penduduk berusia di atas 15 tahun yang bekerja atau mencari pekerjaan- masih didominasi oleh lulusan Sekolah Dasar (SD) maupun yang tidak lulus.
Memang ada perbaikan porsi angkatan kerja dari lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA). Seperti diperlihatkan oleh data Badan Pusat Statistik (BPS), porsinya pada 2023 mencapai 33,8% dari total angkatan kerja, lebih baik dari 2003 yang hanya 20,2%. Pada periode yang sama, porsi lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) menurun dari 20,5% tersisa 17,7%.
Secara keseluruhan, porsi terbesar angkatan kerja pada 2023 masih tamatan sekolah dasar dan di bawahnya. Lulusan perguruan tinggi hanya sebagian kecil, yakni 12,7%.
Jumlah lulusan perguruan tinggi di Indonesia memang masih cenderung minim. Dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia Tenggara masih jauh tertinggal.
Data World Development Indicators yang dikeluarkan World Bank pada 2022, memperlihatkan bahwa porsi penduduk Indonesia 25 tahun ke atas lulusan sarjana berada di urutan ke-8 di atas Laos dan Kamboja. Indonesia bahkan kalah dari Timor Leste yang baru berdiri pada 2002.
Dari sisi sebaran, minimnya lulusan perguruan tinggi di Indonesia cenderung merata. Ada tiga provinsi dengan lulusan perguruan tinggi di bawah 10% dari total penduduk berumur 15 tahun ke atas. Dari Sumatera, diwakili oleh Lampung. Kemudian Jawa Tengah, selanjutnya adalah Papua.
Secara umum, pendidikan akhir yang ditamatkan angkatan kerja ini menjadi bekal yang sangat penting saat memasuki dunia kerja di sektor formal. Memang Prabowo dalam banyak kesempatan kerap berjanji mengutamakan program pendidikan, antara lain melalui beasiswa maupun peningkatan infrastruktur pendidikan. Entah, realisasinya nanti.