JAKARTA – Selama 1989-2022, ekspor tembaga Indonesia terbilang dinamis. Tahun lalu, nilai ekspor bijih tembaga dan konsentrat mencatat sebagai rekor tertinggi dalam 33 tahun, yakni sebesar US$ 9,2 miliar.
Sementara ekspor Indonesia untuk produk tembaga dan turunannya bernilai jauh lebih rendah. Namun, neraca perdagangan untuk produk tembaga dan turunannya tetap surplus dalam 24 tahun terakhir, dan pada 2022 tercatat surplus US$1,3 miliar.
Indonesia ada di peringkat ke-10 negara penghasil bijih dan konsentrat tembaga terbesar di dunia pada 2021. Produksinya mencapai 731 ribu ton atau 3,4% produksi global. Tahun lalu, produksi bijih dan konsentrat tembaga Indonesia diestimasikan meningkat menjadi 920 ribu ton atau 4,2% total produksi. Pertumbuhan itu mengerek posisi Indonesia di peringkat ketujuh global.
Untuk produksi tembaga dan turunannya, Indonesia ada di peringkat 16 alias peringkat bontot negara penghasil produk tembaga murni atau turunannya yaitu sebesar 290 ribu ton pada 2021. Tahun lalu, estimasi produksi hanya tumbuh sedikit yaitu menjadi 300 ribu ton.
Selama tiga tahun terakhir, Jepang, China dan Korea menjadi tiga besar negara tujuan ekspor bijih dan konsentrat tembaga Indonesia. Sepanjang 2018- 2022, ekspor ke Jepang mencapai 25,9% dari total nilai ekspor yang senilai US$9,2 miliar. Sedangkan ke China mencapai 22,2% dan Korea 15,3%.
Dari tiga negara itu pula, Indonesia mengimpor produk tembaga dan turunannya. Industri tembaga di Jepang dan Korea dipasok oleh bahan mentah dari negara lain, termasuk Indonesia. Kedua negara ini tidak memiliki tambang tembaga.
Potensi nilai tambah dari proses pengolahan tembaga adalah sebesar 1,74 kali lipat dari nilai aslinya. Sehingga, nilai ekspor bijih dan konsentrat tembaga pada 2022 sebesar US$9,2 miliar sebenarnya berpotensi tumbuh menjadi US$16 miliar jika diolah dulu di Indonesia dan diekspor dalam bentuk tembaga olahan dan produk turunannya.
Investasi dalam negeri dan asing untuk sektor industri logam dasar , barang logam, bukan mesin dan peralatannya mengalami lonjakan pertumbuhan terbesar selama tiga tahun terakhir. Yaitu total Rp 38,4 triliun untuk investasi dalam negeri selama 2020-2022 dan US$ 23,9 miliar untuk investasi asing.