JAKARTA – Sejarah mencatat bahwa masa bercocok tanam merupakan transisi budaya manusia terbesar dari masyarakat pemburu dan peramu menjadi pemukim dan memproduksi makanan sendiri. Vere Gordon Childe (1892-1957), arkeolog Australia, memberikan istilah revolusi neolitik untuk menggambarkan revolusi pertanian besar pada zaman neolitikum.
Pertanian merupakan pilar pertama yang menopang wilayah. Hingga saat ini, sebagian besar negara berada di fase pertanian sebelum masuk ke fase industri untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Di Indonesia sendiri, kontribusi sektor pertanian terhadap produk domestik bruto (PDB) kuartal II-2022 merupakan salah satu yang tertinggi yaitu 13,6% atau Rp639 triliun, setelah sektor industri pengolahan (18,7% atau Rp878 triliun) dan sektor pertambangan (13,7% atau Rp642 triliun).
Tapi dari sisi tenaga kerja, sektor pertanian merupakan yang terbanyak menyerap tenaga kerja. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah tenaga kerja yang terserap untuk sektor pertanian, kehutanan dan perikanan pada Februari 2022 mencapai 40,6 juta orang atau 30,0% dari total tenaga kerja seluruh sektor di Indonesia.
Angka ini jauh lebih tinggi ketimbang sektor perdagangan besar sebesar 25,8 juta (19,0%) dan industri pengolahan sebesar 18,7 juta orang (13,8%). Dengan begitu, sektor pertanian bisa menjadi sandaran atau solusi potensial dalam menekan angka pengangguran di Indonesia.
Kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian nasional juga cenderung stabil. Dalam 10 tahun terakhir (Juni 2013-Juni 2022) misalnya, kontribusi terendahnya ada di angka 11,2% dan tertinggi sebesar 14,6%.
Namun mengingat sektor tersebut mengalami pola musiman, kontribusinya terhadap perekonomian biasanya menurun di kuartal akhir setiap tahun. Penyebabnya adalah siklus tanam. Jika panen raya belum tiba, cenderung tidak ada lonjakan kontribusi dari sektor pertanian.
Walaupun begitu, kinerja pertumbuhan sektor tersebut tetap stabil. Bahkan ketika perekonomian nasional mengalami penyusutan yang sangat dalam pada Juni triwulan II-2020, yaitu terkontraksi 5,3%, sektor pertanian tetap tumbuh 2,2%. Dalam 10 tahun terakhir, sektor penyerap tenaga kerja terbesar itu belum pernah mengalami kontraksi.