Pasar Menggiurkan E-Commerce

JAKARTA – Transaksi perdagangan melalui sistem elektronik (e-commerce) sudah seperti sulap. Simsalabim. Tiba-tiba transaksinya melesat. Bahkan di Indonesia, bukan hanya nilai transaksi, pelakunya (masyarakat) juga kian getol bertransaksi jual beli lewat jaringan internet tersebut. Berkah digitalisasi.

Dalam catatan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, nilai transaksi e-commerce di Indonesia pada 2021 mencapai Rp410 triliun. Pertumbuhannya sekitar 396,3% dalam lima tahun atau dibandingkan 2017. Tahun ini diperkirakan menjadi Rp526 triliun.

Pesatnya perkembangan transaksi tampaknya menegaskan satu hal penting: digitalisasi atau proses pemanfaatan sistem digital dalam kehidupan sosial dan ekonomi terus mengalir tak terbendung. Bahkan arusnya kian deras.

Perkembangan itu juga terlihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang terungkap melalui survei sosial ekonomi nasional (Susenas). Pada 2021, sekitar 33,5 juta penduduk melakukan transaksi perdagangan elektronik atau jual-beli menggunakan internet. Jumlah tersebut lebih tinggi 30,3% dibandingkan 2020 atau 60,8% dari 2019.

Dari sisi wilayah, Kota Yogyakarta menjadi daerah dengan persentase penduduk bertransaksi e-commerce terbanyak dari 514 kabupaten/kota di Indonesia. Sebanyak 37,3% atau sekitar 165,2 ribu dari total penduduknya melakukan kegiatan jual dan beli melalui internet. Tapi dari sisi jumlah penduduk, Kota Bekasi ada di urutan pertama, yaitu sekitar 1,1 juta orang atau 35,8% dari total penduduknya.

Dalam pemeringkatan, laporan ini tidak menggunakan tahun tunggal, tetapi rata-rata dalam tiga tahun, yaitu 2019-2021. Dari hasil analisis data pada periode tersebut, Kota Yogyakarta tetap ada di posisi pertama. Persentase penduduknya yang bertransaksi e-commerce terbanyak di Indonesia, yaitu mencapai 36,9%. Dalam tiga tahun itu, jumlah penduduk yang beraktivitas jual-beli melalui internet tumbuh 16,3%.

Dalam kelompok 10 besar teratas, yaitu 10 wilayah dengan penduduk transaksi e-commerce terbanyak, ada Kota Bekasi dan Kota Depok di urutan berikutnya. Indikatornya adalah persentase penduduk yang bertransaksi e-commerce terhadap jumlah penduduk: rata-rata dalam periode 2019- 2021.

Dari sisi pertumbuhan, dalam daftar 10 besar ada enam wilayah yang kinerjanya melampaui pencapaian nasional. Kota Bogor mencatat yang tertinggi. Penduduk yang melakukan penjualan dan pembelian melalui internet di wilayah itu tumbuh 113,5% dalam kurun waktu 2019-2021. Kota Bekasi ada di urutan berikutnya.

Secara keseluruhan, kelompok 10 besar didominasi oleh wilayah administratif kota. Jaringan infrastruktur telekomunikasi tentu sangat berpengaruh terhadap ketersediaan internet, sehingga transaksi e-commerce lebih nyaman. Dengan begitu, peran wilayah kota pada umumnya melampaui kabupaten yang mengelola perdesaan.

Download Edisi White Paper

Dunia Usaha: Maju Kena, Mundur Kena

Artikel sebelumnya

Sebaran Wilayah Melek E-Commerce

Artikel selanjutnya

Baca Juga