Pandemi Menghadang Laju Kontribusi Investasi

JAKARTA – Investasi merupakan mesin pertumbuhan yang bisa memicu dampak berlipat bagi perekonomian suatu wilayah. Dari penyerapan tenaga kerja, pergerakan ekonomi wilayah, hingga pendapatan masyarakat setempat.

Karena itu, investasi seharusnya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah. Tetapi, ini tidak terjadi pada semua wilayah baru tujuan investasi terbesar di Indonesia.

Berdasarkan analisis rata-rata pertumbuhan ekonomi periode 2012-2016 dibandingkan dengan 2017-2021, hanya Kabupaten Morowali dan Kabupaten Halmahera Tengah yang pertumbuhan ekonominya meningkat drastis. Kabupaten Morowali naik 14,8% sementara Kabupaten Halmahera Tengah naik 37,7%. Fakta ini terbilang menarik karena bila melihat pertumbuhan ekonomi nasional pada periode tersebut justru terlihat ada rata-rata penurunan sebesar 1,9% per tahun.

Pertumbuhan ekonomi global pada periode 2017-2021 bila dibandingkan dengan lima tahun sebelumnya memang menurun. Hal ini disebabkan oleh Pandemi Covid-19 yang terjadi pada awal 2020. Karantina wilayah dan pembatasan aktivitas yang dilakukan di berbagai penjuru dunia menyebabkan pergerakan ekonomi melambat. Kondisi ini juga semakin tertekan dengan perubahan penggunaan anggaran untuk menangani pandemi.

Pengecualian terjadi pada perekonomian Kabupaten Morowali dan Halmahera Tengah. Dua kabupaten ini mencetak angka pertumbuhan fantastis. Ini boleh jadi akibat aktivitas pembangunan industri manufaktur, khususnya smelter nikel tidak terhenti pada saat pandemi Covid-19. Seperti yang diungkap oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan bahwa Proyek Strategis Nasional tetap berjalan meski pandemi melanda.

Karantina wilayah dan pembatasan aktivitas saat pandemi mulai dilonggarkan pada 2021, tetapi pertumbuhan ekonomi masih belum bisa kembali ke kondisi seperti saat sebelum pandemi. Namun kecenderungannya terus membaik.

Sementara dari sisi kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap penerimaan dan pengeluaran per kapita per bulan, terjadi kenaikan di delapan wilayah tersebut. Kecuali di Kabupaten Jepara, kontribusi PAD terhadap penerimaan naik di semua wilayah melebihi kenaikan rata-rata nasional.

Begitu pun dengan pengeluaran per kapita per bulan. Kecuali Kabupaten Batam dan Kabupaten Morowali, semua wilayah mengalami kenaikan pengeluaran per kapita yang lebih tinggi dari ratarata nasional, jika membandingkan pengeluaran pada 2016 dengan 2021. Pada dua indikator ini, aliran modal dari para investor terasa manfaatnya.

Download Edisi White Paper

Investasi Menggeser Struktur Ekonomi Morowali

Artikel sebelumnya

Aliran Modal Belum Mengimbas ke Penyerapan Tenaga Kerja

Artikel selanjutnya

Baca Juga