NTB yang Serba Buncit

JAKARTA – Di tengah ajang balap motor bergengsi Grand Prix Sepeda Motor Indonesia di sirkuit internasional Mandalika pada Maret 2022, ternyata Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) masuk ke dalam 10 wilayah dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Indonesia.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, pada September 2021 NTB ada di urutan 8 terburuk dalam hal kemiskinan, dengan tingkat kemiskinan mencapai 13,8%, lebih tinggi dari tingkat kemiskinan nasional yang 9,71%. Di bawahnya ada Bengkulu, Gorontalo, Aceh, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat dan Papua.

Dari 10 wilayah tertinggi tersebut, nilai indeks kedalaman kemiskinan NTB mencapai 2,5 pada September 2021, yang menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cukup jauh dari garis kemiskinan. Sementara nilai indeks keparahan kemiskinan sebesar 0,63 merepresentasikan tingginya kesenjangan di antara orang miskin itu sendiri.

NTB juga merupakan wilayah dengan ketimpangan pendapatan yang tinggi di antara penduduknya, seperti ditunjukkan oleh nilai rasio gini sebesar 0,384. Sedikit lebih tinggi dari Indonesia yang 0,381.

Kemiskinan tersebut boleh jadi disumbang oleh rendahnya indeks pembangunan manusia (IPM) di NTB. Pada 2021, angka IPM provinsi tersebut 68,7, terendah nomor enam di Indonesia. Tidak hanya itu, angka rata-rata lama sekolah yang menunjukkan lamanya penduduk dalam menjalani pendidikan formal hanya 7,4 tahun, terendah kedua setelah Papua dengan 6,8 tahun.

Kondisi tersebut berpotensi menjadi alasan mengapa persentase tenaga kerja formal di NTB hanya 26,1%, terendah ketiga di Indonesia. Sementara itu, mayoritas angkatan kerja di NTB beraktivitas di sektor informal pertanian yang mencapai 97,1%, tertinggi ketiga secara nasional.

Mencari Pengungkit Alternatif Ekonomi NTB

Artikel sebelumnya

NTB di Bawah Bayang-bayang Pertambangan

Artikel selanjutnya

Baca Juga