JAKARTA – Ketergantungan perekonomian Nusa Tenggara Barat (NTB) terhadap sektor pertambangan dan penggalian sangat tinggi. Apalagi, investor asing masih menanamkan sebagian besar modalnya di sektor tersebut.
Sektor pertambangan dan penggalian berkontribusi 17,3% terhadap perekonomian NTB, terbesar kedua setelah sektor pertanian. Namun pergerakan kinerja sektor pertambangan selalu beriringan dengan perekonomian wilayah secara umum, sehingga menyiratkan adanya saling keterkaitan di antara keduanya.
Pada 2021, perekonomian NTB tumbuh 2,3%, sehingga termasuk dalam lima provinsi dengan kinerja perekonomian terburuk. Maklum, kinerja sektor pertambangan dan penggalian masih menyusut 0,15% (yoy). Padahal, sektor tersebut sempat tumbuh tinggi hingga 27,7% (yoy) pada tahun sebelumnya.
Ketergantungan NTB seperti memperlihatkan tidak ada skenario pembangunan di wilayah itu. Ke mana investor berhasrat, maka perekonomian wilayah dibiarkan hanyut. Semoga tidak mirip layangan putus yang ikut arah angin.
Realisasi investasi asing (PMA) yang masuk ke NTB pada 2021 mencapai US$244,2 juta. Sebagian besarnya, yaitu 72,2% ditanamkan untuk sektor pertambangan dan penggalian. Sedangkan investor lokal mengalokasikan 15,8% untuk sektor tersebut, dari total investasi yang mencapai Rp9,1 triliun.