JAKARTA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meluncurkan platform “Kadin for Naker”. Platform pelatihan dan pengembangan keterampilan digital ini dapat diakses oleh tenaga kerja di Indonesia dari berbagai sektor dan industri. Kepiawaian akan keterampilan digital menjadi kebutuhan penting para pekerja di Indonesia menghadapi era disrupsi teknologi dan otomasi.
Pada lima tahun mendatang itu, teknologi semakin memainkan peran penting dalam kegiatan dunia usaha. Akibatnya, peran manusia berpotensi menurun. Bahkan laporan World Economic Forum (WEF) memperkirakan ada 83 juta pekerjaan yang tereliminasi. Pada saat bersamaan, teknologi juga menciptakan 69 juta pekerjaan baru. Dengan begitu, ada sekitar 14 juta atau 2,1% dari 673 juta pekerjaan bakal lenyap.
Saat pandemi, jumlah pengangguran terbuka di Indonesia langsung tumbuh, dari 6,9 juta orang pada 2020 menjadi 8,7 juta di 2021. Penyebabnya antara lain oleh perubahan pola kerja yang semula luring menjadi daring akibat pembatasan aktivitas dan dampak disrupsi teknologi.
Pengangguran terbesar di Indonesia terkonsentrasi di 10 provinsi. Antara lain di Banten (8,0%), Jawa Barat (7,9%), Kepulauan Riau (7,6%), DKI Jakarta (7,6%) dan Kalimantan Timur (6,4%).
Hingga saat ini, serapan tenaga kerja terbanyak terkonsentrasi di Pulau Jawa yang berkontribusi terhadap 57% nasional. Jawa Barat menyerap tenaga kerja terbesar yaitu 17,33% nasional atau 23,4 juta orang.
Walaupun Indonesia tengah memanen bonus demografi yang ditandai dengan banyaknya penduduk usia produktif (15-64 tahun), porsi kelompok usia pekerja terbesar di Indonesia justru diraih oleh pekerja usia alias mereka yang berusia 60 tahun ke atas. Jumlahnya mencapai 16,5 juta pekerja atau 12,3% dari total serapan tenaga kerja di Indonesia.
Porsi terbesar pendidikan yang ditamatkan pekerja di Indonesia adalah Sekolah Dasar. Sebanyak 25,4% atau 34,3 juta pekerja di Indonesia memiliki pendidikan terakhir SD pada Agustus 2022.
Porsi tenaga kerja di Laos masuk kategori undereducated terbesar di Asia Tenggara yaitu 59,2%. Indonesia ada di peringkat keempat dengam 38,6%.
Porsi tenaga kerja yang masuk overeducated di Myanmar merupakan yang tebesar di Asia Tenggara yaitu 45,2%. Indonesia ada di peringkat kelima dengan 15,3%
Sementara untuk porsi tenaga kerja yang match paling besar di Brunei Darussalam, yaitu sebanyak 54,4%, Indonesia ada di peringkat ketiga dengan porsi 47,9%.