Ringkasan Ekseskutif
- Isi Hingga saat ini, perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) masih bergantung pada sektor pertambangan, yang merupakan kontributor kedua terbesar wilayah tersebut. Kinerja sektor pertambangan dan penggalian sangat menentukan pertumbuhan ekonomi provinsi tersebut, seperti terlihat dari pola pergerakannya yang mirip dengan pertumbuhan ekonomi NTB.
- Konsumsi rumah tangga yang menguasai porsi terbesar ekonomi NTB sudah tidak mampu lagi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi NTB lebih tinggi. Kontribusinya sudah maksimal, yaitu 60,74%. Namun tidak mampu mengerek perekonomian wilayah tersebut.
- Rendahnya indeks pembangunan manusia (IPM) NTB tidak hanya membuat minimnya masyarakat yang bekerja di sektor formal, tetapi juga pada tingginya angka kemiskinan. Angka rata-rata lama sekolah masyarakat NTB merupakan yang terendah kedua setelah Papua.
- Pemerintah perlu mendorong sektor potensial NTB sebagai alternatif dari sektor pertambangan, seperti pertanian, perdagangan dan konstruksi. Ketiga sektor tersebut tidak hanya memiliki kontribusi besar, tetapi juga rata-rata pertumbuhannya di atas perekonomian NTB secara keseluruhan. Jika dapat didorong untuk tumbuh lebih tinggi lagi, maka pertumbuhan perekonomian NTB berpotensi tumbuh lebih tinggi lagi.
- Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dapat dioptimalkan untuk lebih berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dengan melibatkan lebih banyak warga setempat dalam aktivitas ekonomi di area tersebut. Jangan biarkan masyarakat NTB hanya menjadi penonton. Selain itu, tingkat pendidikan masyarakat perlu ditingkatkan agar lebih banyak yang terserap di sektor formal.