Ringakasan Eksekutif
Pertumbuhan ekonomi Pekanbaru terbilang memuaskan. Selama sepuluh tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi kota di tepi sungai Siak selalu di atas rata-rata pertumbuhan provinsi acuannya, Riau dan di atas rata-rata nasional. Kecuali pada saat Pandemi Covid-19 melanda pada 2020, pertumbuhan ekonomi kota ini lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi provinsi dan nasional.
Perekonomian Pekanbaru ditopang oleh investasi (83,3%) dan konsumsi rumah tangga (50,5%). Akan tetapi ekspor bersih kota ini defisit 42,9% yang menunjukan lebih banyak barang dan jasa yang masuk ke Pekanbaru ketimbang yang keluar dari kota ini. Dari sisi sektoral, sektor konstruksi, perdagangan besar dan industri pengolahan merupakan sektor yang paling besar berkontribusi terhadap PDRB Pekanbaru.
Secara sektoral, kontribusi terbesar perekonomian Kota Pekanbaru selama 2012-2021 adalah sektor perdagangan besar, yaitu 28,2%. Termasuk di dalamnya, reparasi mobil dan sepeda motor. Selanjutnya ada kontribusi sektor konstruksi sebesar 28,1%. Tetapi, pertumbuhan sektor perdagangan dan konstruksi di bawah rata-rata pertumbuhan PDRB sektoral.
Secara keseluruhan, ada 14 sektor basis yang menopang perekonomian Kota Pekanbaru. Jika produksi di sektor-sektor ini dioptmalkan, hasil produksi bukan hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan kota, tetapi juga potensial diekspor kepada kabupaten/kota lain dalam kawasan.
Analisis Datanesia juga menemukan ada 10 sektor yang paling kompetitif di Kota Pekanbaru. Sektor konstruksi dan perdagangan (kontributor PDRB terbesar) termasuk dalam daftar. Begitu juga sektor industri pengolahan (juga penyumbang PDRB terbesar). Industri pengolahan meski bukan merupakan sektor basis, tetapi masih bisa terus dikembangkan karena termasuk sektor yang kompetitif.
Dalam 10 tahun terakhir (2012-2021), sektor paling banyak dapat kucuran dana PMA adalah listrik, gas dan air senilai US$260 juta. Begitu juga dari PMDN, yaitu listrik, gas dan air senilai Rp4 triliun. Namun jika dilihat secara lima tahunan, ada beberapa minat yang mengalami pergeseran.
Sebanyak 69,3% penduduk di Pekanbaru merupakan angkatan kerja. Rasio ketergantungan di Pekanbaru juga rendah hanya 44,4%, sehingga Pekanbaru bisa disebut memiliki modal jumlah tenaga kerja yang besar.
Kondisi ekonomi penduduk Pekanbaru jugasejahtera. Semua indikator kesejahteraan kota ini lebih baik dari rata-rata provinsi. Hal yang serupa juga terjadi untuk indikator sosial. Pengecualiannya untuk tingkat pengangguran terbuka Pekanbaru sebesar 8,29% yang lebih tinggi dari provinsi acuannya sebesar 4,42%.