Ringkasan Eksekutif
Selama 27 tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Surabaya secara umum berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi provinsi Jawa Timur dan nasional, kecuali ketika krisis moneter melanda pada 1998 (yang dampaknya masih dirasakan hingga 2004) dan Pandemi COVID-19 pada 2020.
Surabaya merupakan kota dengan tingkat pertumbuhan ekonomi dan tingkat pendapatan per kapita yang lebih tinggi dibanding rata-rata kabupaten/kota di Jawa Timur. Sehingga, sebenarnya ada banyak peluang untuk mendorong sektor-sektor yang menjanjikan untuk berkembang dan mengungkit pertumbuhan ekonomi kota.
Konsumsi Rumah Tangga menjadi penopang ekonomi kota Surabaya sebesar Rp 348 triliun atau 59,1% dari PDRB 2021. Ekonomi kota ini juga didorong oleh Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi sebesar 27,6% atau Rp 162 triliun. Neraca perdagangan kota juga positif. Sehingga secara umum neraca PDRB pengeluaran kota Surabaya terbilang ideal.
Selama kurun 2012-2021, sektor perdagangan, industri pengolahan serta penyediaan akomodasi dan makanan minuman menjadi tiga sektor yang memberikan kontribusi terbesar (62%) pada PDRB sektoral. Sementara sektor informasi dan komunikasi serta kesehatan dan kegiatan sosial menjadi sektor yang pertumbuhannya paling baik dalam sepuluh tahun terakhir.
Analisis Datanesia menemukan bahwa Surabaya memiliki 12 sektor basis yang potensial mendorong pertumbuhan ekonomi kota. Sektor perdagangan dan penyediaan makanan dan minuman termasuk dalam sektor basis, sementara sektor industri pengolahan tidak
termasuk.
Namun, potensi 12 sektor basis ini dibayangi dengan tingginya sektor-sektor yang tidak kompetitif. Dari 17 sektor, hanya 5 sektor yang termasuk kompetitif. Sektor transportasi dan pergudangan, jasa keuangan dan asuransi serta jasa kesehatan termasuk sektor basis yang kompetitif.
Sektor transportasi juga merupakan sektor yang meraup investasi terbesar selama sepuluh tahun terakhir. Baik dari dalam maupun luar negeri. Realisasi investasi di Surabaya juga menyasar beragam jenis industri. Banyaknya investasi yang masuk di sektor industri mempengaruhi besarnya pertumbuhan dan kontribusi industri pengolahan terhadap PDRB Surabaya.
Ada 385.054 unit UMKM di Surabaya dan lebih dari tiga per empatnya memiliki jenis usaha di sektor perdagangan, penyediaan akomodasi dan makanan minuman serta industri pengolahan— tiga sektor yang berkontribusi paling besar terhadap PDRB Surabaya.
Sebanyak 70,6% penduduk di Surabaya merupakan angkatan kerja. Rasio ketergantungan juga rendah hanya 41,6% sehingga Surabaya bisa disebut memiliki modal jumlah angkatan kerja yang besar.
Kondisi ekonomi penduduk Surabaya pada 2021 terbilang sejahtera. Semua indikator kesejahteraan kota ini lebih baik dari rata-rata provinsi. Hal yang serupa juga terjadi untuk indikator sosial. Pengecualiannya untuk tingkat pengangguran terbuka Surabaya sebesar 9,7% yang lebih besar dari rata-rata Jawa Timur yaitu 5,7%.