JAKARTA – Di tengah penurunan daya beli masyarakat, semakin banyak orang yang kesulitan membayar cicilan. Kualitas kredit konsumsi memburuk.
Data Bank Indonesia (BI) memperlihatkan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) kredit konsumsi per Juli 2024 mencapai 1,9 persen. Angka itu naik dibandingkan periode yang sama 2023 sebesar 1,8 persen.
Meski masih di bawah 2 persen, NPL kredit konsumsi telah menyalip NPL invesasi. NPL kredit investasi pada Juli 2024 hanya 1,7 persen. Kredit bermasalah untuk investasi ini secara konsisten turun dari Juli 2022 sebesar 2,5 persen dan tahun berikutnya 1,9 persen.
Kredit bermasalah yang disalurkan untuk modal kerja pun cenderung turun, meskipun masih berada di atas 2 persen. Pada Juli 2024, NPL kredit modal kerja sebesar 2,8 persen, turun dibandingkan periode yang sama 2023 sebesar 3,3 persen.
Turunnya NPL kredit investasi dan modal kerja itu menunjukkan kemampuan dunia usaha dalam melunasi kredit terus mengalami perbaikan.
Secara keseluruhan rasio kredit bermasalah cenderung menurun meskipun masih ada di atas 2 persen. Pada Juli 2024, tingkat NPL sebesar 2,3 persen, turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 2,5 persen.
Sementara penyaluran kredit pun terus meningkat. Pada Juli 2024, outstanding kredit kepada pihak ketiga Rp7.515 triliun, naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp6.686 triliun. Kredit terbesar disalurkan untuk modal kerja Rp3.392 triliun, investasi Rp2.077 triliun, dan konsumsi Rp2.045.