Kebangkitan Marceng Marselino

JAKARTA — Bintang Marselino Ferdinan alias Marceng bersinar. Dua gol yang dicetaknya membawa tim sepak bola Indonesia memenangkan pertandingan melawan Arab Saudi pada babak ketiga kualifikasi Piala Dunia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (19/11/2024).

Ini merupakan kemenangan perdana Indonesia di Grup C Zona Asia, sekaligus membuka peluang lolos ke Piala Dunia 2026.

Kemenangan ini menempatkan tim asuhan Shin Tae-yong di posisi ke-3 dengan enam poin dari enam laga, hanya kalah satu poin dari peringkat kedua Australia. Jepang tak tergoyahkan di posisi puncak dengan 16 poin.

Dua tim teratas langsung lolos ke Piala Dunia 2026, sedangkan peringkat ketiga dan keempat maju ke babak kualifikasi selanjutnya.

Bagi Marceng, gelandang serang berusi 20 tahun, dua gol ini merupakan pembuktian bahwa namanya layak masuk daftar skuad Garuda.

Kurang menit bermain

Dalam lima pertandingan sebelumnya di Grup C, Marselino tampil angin-anginan. Kritik dari pengamat dan suporter mengalir deras. Dia kerap dituding bermain terlalu egois.

Selain itu, sejak pindah ke klub Inggris Oxford United pada Agustus lalu, Marceng belum pernah dimainkan pada laga Championship (kasta kedua liga Inggris). Pelatih Oxford Des Buckingham baru dua kali memasukkannya ke daftar pemain cadangan.

Padahal, dia pindah ke Oxford — klub yang sebagian sahamnya dimiliki Ketua Umum PSSI Erick Thohir — dengan harapan bisa mendapatkan menit bermain lebih banyak. Selama berseragam klub Belgia KSMK Deinze, Marcelino hanya tujuh kali bermain dan mencetak satu gol.

Menit bermain amat penting untuk mengasah kemampuan dan mental. Kekurangan menit bermain tampak pada buruknya performa Marselino saat membela timnas.

Shin Tae-yong memasukkan Marselino saat Indonesia menghadapi Vietnam pada laga babak kedua kualifikasi, Maret lalu. Aksinya yang menawan membuat Marceng selalu menjadi starter dalam tiga laga berikutnya dan ikut membantu Indonesia lolos ke babak ketiga kualifikasi Piala Dunia sebagai runner-up grup.

Mungkin karena itu, para penggemar terkejut ketika namanya tak masuk daftar starting 11 ketika mengawali babak ketiga kualifikasi Grup C di Arab Saudi, September lalu.

Beredar kabar, Shin Tae-yong memutuskan hal itu karena kurangnya menit bermain Marselino di klubnya.

Lalu, ketika diturunkan sebagai starter pada laga kedua melawan Australia, permainan Marceng tak memuaskan. Bermain di sayap kanan, dia mencatatkan sembilan umpan akurat dari 13 percobaan dan satu percobaan tendangan ke arah gawang yang meleset dari sasaran.

Pada tiga pertandingan berikutnya, pemain yang ditaksir bernilai transfer 300.000 euro (Rp5 miliar) itu kembali jadi cadangan. Selain soal performa, pencadangan ini mungkin juga karena Shin Tae-yong memilih untuk bermain lebih bertahan saat menghadapi Bahrain, Cina, dan Jepang.

Butuh kemenangan untuk beranjak dari dasar klasemen, Shin Tae-yong tak punya pilihan selain memasang taktik lebih menyerang saat menjamu Arab Saudi. Dia kembali menurunkan Marselino sejak menit awal.

Percaya diri

Kepercayaan tersebut dibayar tuntas. Selama bermain, Marceng melepaskan empat tembakan tepat ke gawang yang dijaga Firas Al-Buraikan, dua jadi gol.

“Momen gol pertama sangat penting untuk saya. Saya melepas semua beban,” katanya usai pertandingan. “Saya mulai menemukan diri saya yang sebenarnya.”

Timnas Indonesia, yang kekurangan penyerang tajam, jelas butuh Marselino yang konsisten bermain baik.

Ada jeda empat bulan sebelum laga kualifikasi Piala Dunia 2026 kembali bergulir pada Maret tahun depan. Marceng bisa lebih fokus mengasah kemampuannya agar bisa menembus tim inti Oxford United. Kalau berhasil, timnas Indonesia juga yang akan diuntungkan.

Para suporter tentu berharap dua gol ini benar-benar menjadi awal kebangkitan Marselino, bukan sebuah kebetulan.

Ganti Pemain di Pertamina

Artikel sebelumnya

Darurat Air Minum di Daerah Miskin

Artikel selanjutnya

Baca Juga