Struktur perekonomian Batam yang terutama ditopang oleh komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi, berbeda dengan nasional yang masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga. Pada 2021 misalnya, kontribusi investasi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Batam dari sisi pengeluaran mencapai 43,1% atau senilai Rp47 triliun.
Konsumsi rumah tangga juga memainkan peran penting bagi ekonomi Batam. Perannya dalam PDRB mencapai 38,9% atau senilai Rp43 triliun.
Ekspor bersih barang dan jasa Batam juga terbilang baik, dengan kontribusi 16,3%. Ini menunjukkan lebih banyak barang dan jasa yang keluar dari wilayah ini ketimbang yang masuk. Namun Batam tak perlu menyandarkan ekonominya pada konsumsi pemerintah mengingat kontribusinya yang sangat kecil, yaitu hanya 1,4%.
Secara sektoral, Batam membuktikan dirinya sebagai kota industri. Sepanjang 2012-2021, industri pengolahan memberikan kontribusi lebih dari separuh terhadap PDRB. Rata-rata mencapai 55,6% per tahun. Kinerjanya juga bagus, karena mampu tumbuh 5,4%, di atas rata-rata PDRB yang 5,0%.
Sektor penopang berikutnya adalah konstruksi, dengan kontribusi 19,3%. Kemudian informasi dan komunikasi, yang menjadi sektor dengan pertumbuhan terbesar di Kota Batam, yaitu rata-rata 10,3% setiap tahun. Sektor ini berpotensi menjadi besar dengan adanya KEK Nongsa yang menjadi pusat industri teknologi informasi berskala internasional mulai 2021 lalu. Kontribusi sektor informasi dan komunikasi terhadap PDRB sebesar 2,9%.