JAKARTA – Ketahanan kesehatan menjadi salah satu agenda prioritas yang dibahas dalam KTT ASEAN yang digelar 5-7 September 2023 lalu di Jakarta. Indonesia sebagai tuan rumah konferensi mendorong negara-negara di Asia Tenggara agar berinvestasi pada sektor kesehatan.
Indeks Pelayanan Kesehatan yang dikeluarkan CEO World menempatkan Indonesia di urutan ke-39 dengan skor 42,99 dalam hal pelayanan kesehatan. Di Asia Tenggara, Indonesia hanya kalah dari Singapura yang ada di peringkat 18, namun lebih unggul dari Thailand yang duduk di peringkat 83, Filipina (87), Malaysia (88), serta Vietnam (89) dan Myanmar (98). Laos, Kamboja, dan Brunei Darussalam tidak termasuk negara- negara yang dianalisis.
Indeks Pelayanan Kesehatan Global ini menganalisis kualitas sistem pelayanan kesehatan di 110 negara. Analisis tersebut mencakup infrastruktur dan kompetensi tenaga kesehatan (dokter, tenaga perawat, dan tenaga kesehatan lainnya); biaya (dolar AS per kapita); ketersediaan obat yang berkualitas, dan kesiapan pemerintah.
Berdasarkan data WHO, “Golden Finishing Line” atau garis akhir emas, yakni rasio dokter terhadap penduduk yang ideal adalah 1:1000. Di Asia Tenggara, hanya tiga negara yang mencapai: Singapura, Malaysia dan Brunei. Pada 2019, Singapura memiliki rasio 24,34 dokter per 10 ribu penduduk atau 2,4 dokter per 1.000 penduduk. Rasio dokter di Malaysia 22,28 per 10 ribu penduduk dan Brunei 19,13.
Sementara Indonesia, pada 2021 rasio dokter masih 6,95 per 10.000 penduduk atau 0,7 dokter per 1.000 penduduk. Kira-kira, setiap satu dokter harus melayani 1.300 penduduk atau pasien.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada 2022 jumlah dokter di Indonesia ada sekitar 176 juta orang. Dari jumlah itu, 23.788 atau 13,5% di antaranya praktik di Jakarta. Sehingga rasio dokter di ibu kota terbilang tinggi yaitu sebanyak 22,3 per 10 ribu penduduk atau setiap seribu penduduk dilayani 2,2 dokter.
Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Kalimantan Barat dan Lampung merupakan provinsi-provinsi dengan rasio dokter rendah, yaitu 3,5 dokter per 10.000 penduduk. Papua berada di peringkat terakhir, dengan rasio dokter 3,4.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO: World Health Organization), rasio tempat tidur rumah sakit di Indonesia terhadap jumlah per 10.000 penduduk sekitar 10,4. Di Asia Tenggara, pencapaian ini hanya unggul dibandingkan Filipina dan Kamboja.
Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi provinsi dengan rasio rumah sakit terhadap jumlah penduduk paling besar di Indonesia. Pada 2022 misalnya, data Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, setiap satu juta penduduk tersedia 21,3 rumah sakit.
Nusa Tenggara Barat menjadi provinsi dengan rasio rumah sakit terkecil, yaitu sebesar 7,7 untuk satu juta penduduk. Rinciannya: 36 rumah sakit umum dan 6 rumah sakit khusus untuk 5,4 juta jiwa.
Download Report – Indonesia Darurat Dokter