JAKARTA – Harga rumah di Indonesia terus merangkak naik, tak peduli musim daya beli sedang melemah. Selama enam tahun terakhir, kenaikan harga rumah tipe kecil melampaui tipe menengah dan besar.
Pergerakan harga properti residensial di Indonesia dapat dilihat dari Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Indeks itu diperoleh melalui survei di pasar primer secara triwulanan.
Datanesia.id mengumpulkan indeks harga properti BI selama enam tahun. Harga rumah tipe kecil dengan luas bangunan sampai 36 meter persegi selalu paling tinggi kenaikannya. Harga rumah tipe menengah dengan luas bangunan 36-72 meter persegi, menempel ketat. Sementara harga rumah tipe besar dengan luas bangunan lebih dari 70 meter persegi paling kecil kenaikannya.
Kenaikan harga rumah tertinggi mayoritas terjadi di luar Pulau Jawa. Setelah Medan, kenaikan tertinggi ada di Pekanbaru, Pontianak, Manado, Padang, Batam, Makassar, dan Samarinda.
Mengenal indeks harga properti residensial
Indeks harga properti residensial adalah indikator ekonomi yang menginformasikan perkembangan properti hunian secara triwulan yang sedang berjalan maupun triwulan selanjutnya. Bank Indonesia mengumpulkan data selama tiga bulan melalui wawancara terhadap pengembang perumahan pasar primer di 18 kota di Indonesia.
Indeks harga properti residensial dapat menjadi acuan bagi pembeli, penjual, investor, dan pengembang properti. Indeks memberikan gambaran tren harga properti untuk tinggal di Indonesia
Gambaran harga properti tersebut juga bisa menjadi panduan pemangku kebijakan agar membantu keterjangkauan harga rumah. Selama ini, Indonesia menghadapi masalah backlog atau kekurangan rumah yang mencapai 12,7 juta rumah.