JAKARTA – Kesadaran untuk berinvestasi tampaknya semakin tinggi di kalangan usia muda. Generasi Z (warga berusia 30 tahun ke bawah) mendominasi jumlah investor individu di pasar modal Indonesia.
Pada akhir Desember 2023, mengutip data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah Gen Z yang menjadi investor mencapai 56,4% dari total 12 juta lebih investor individu.
Jumlah tersebut nyaris dua kali lipat dari kelompok usia milenial (31-40) yang ada di posisi kedua dengan 23,6%.
Fenomena meningkatnya kesadaran Gen Z dalam berinvestasi tidak hanya terjadi di Indonesia. Riset CFA Institute dan FINRA Foundation menemukan bahwa 82% Gen Z di Amerika Serikat, 79% di Kanada, 81% di Inggris, dan 63% di Cina mengaku mulai berinvestasi di pasar modal sejak usia 21 tahun.
Kemudahan mengakses informasi finansial melalui media sosial atau sarana daring (online) lainnya; bertambahnya jumlah aplikasi investasi; serta naiknya popularitas mata uang kripto (cryptocurrency), menurut riset tersebut, menjadi sebagian faktor pendorong Gen Z berinvestasi.
Selain itu, mayoritas Gen Z enggan berlama-lama berkutat dalam pekerjaan tetap, atau kantoran. Oleh karena itu mereka mencari cara untuk mencapai kebabasan finansial (financial freedom) lebih cepat. Investasi dengan potensi keuntungan yang tinggi, seperti saham, reksa dana, Surat Berharga Negara (SBN), berpeluang untuk membantu mencapai tujuan itu.
Investor tertua kuasai aset terbanyak
Meski jumlah investornya mendominasi, Gen Z bukanlah pemegang aset investasi terbesar.
Data KSEI menunjukkan bahwa semakin tua usia investor, semakin besar aset investasi yang dikuasai mereka.
Pada Januari 2024 aset terbesar dipegang oleh investor individu berusia 60 tahun ke atas. Nilainya mencapai Rp899,99 triliun (C-BEST) dan Rp57,41 triliun (S-INVEST).
Sementara, walau individunya banyak, aset investasi yang dikuasai investor Gen Z adalah yang paling kecil, yaitu aset Rp35,09 triliun (C-BEST) dan Rp15,17 triliun (S-INVEST).
Jumlah investor terus tumbuh
Secara umum, jumlah investor individual di Indonesia terus melonjak dalam empat tahun terakhir. Dari 3,8 juta pemegang Single Investor Identification (SID) pada tahun 2020 menjadi 12,3 juta SID pada Januari 2024.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman mengatakan bahwa pertumbuhan tersebut terjadi karena adanya sinergi antara para pemangku kepentingan dan didukung oleh strategi inovasi digitalisasi edukasi yang efektif untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat.
Sejak awal tahun hingga akhir September 2024, BEI menyatakan telah mengadakan 19.779 kegiatan edukasi — termasuk Sekolah Pasar Modal (SPM), program Duta Pasar Modal (DPM) — yang menjangkau lebih dari 24 juta peserta.
Platform IDX Mobile yang dikembangkan BEI untuk menyebarkan informasi pasar modal juga semakin berkembang dan saat ini sudah memiliki 193.968 pengguna.