JAKARTA – Perekonomian Bangka Belitung (Babel) menjadi satu di antara lima provinsi yang tumbuh tertinggi di Indonesia pada 2021. Bahkan dibandingkan provinsi lain di Pulau Sumatera, ekonomi Babel yang tumbuh 5,1% (year on year/yoy) adalah juaranya.
Sejak kuartal IV-2020, kinerja ekonomi Babel secara konsisten berada di atas ekonomi Pulau Sumatera dan Indonesia (nasional), kecuali kuartal I-2022. Kondisi tersebut merupakan pembalikan dari sebelumnya yang kerap bertengger di bawah.
Jika dilihat dalam kurun waktu yang panjang, langgam pergerakan ekonomi Babel seperti tak beraturan. Kenaikan dan penurunannya begitu dinamis. Sering kali berbeda arah dengan perekonomian Pulau Sumatera maupun nasional, seperti diperlihatkan pada grafik di bawah.
Sektor pengolahan merupakan satu di antara penopang utama perekonomian Babel. Pada 2021, kontribusinya mencapai 20,9%. Sektor ini tumbuh 5,4% secara tahunan atau yoy pada tahun tersebut. Sektor lain yang berkontribusi besar adalah pertanian yang mencapai 19,7%, namun hanya tumbuh 1,0%.
Pada 2021, sektor yang tumbuh tertinggi adalah jasa kesehatan, 14,2%, sehingga ikut mendorong kinerja ekonomi wilayah. Selanjutnya sektor penyediaan akomodasi makan dan minum yang tumbuh 0,6%. Meredanya pandemi Covid-19
memberikan berkah bagi Babel, karena masyarakat yang menginap di hotel maupun ke restoran marak kembali.
Sektor pengadaan listrik dan gas juga tumbuh tertinggi ketiga dengan pencapaian 10,4%, seiring dengan realisasi program “Bangka Belitung Terang Berderang” yang dicanangkan pemerintah daerah. Perlu dicatat, ketiga sektor paling bergairah pada 2021 itu bukan penopang utama ekonomi Babel, karena rata-rata kontribusi masing-masing sektor itu hanya 2,0% pada 2021. Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga masih menjadi penyangga utama ekonomi Babel. Porsinya terus meningkat dalam satu dekade terakhir, dari 49,3% pada 2011 menjadi 58,4% di 2021.
Meski demikian, yang menjadi motor penggerak utama perekonomian Babel pada 2021 adalah komponen ekspor yang tumbuh 46,9% (yoy), tertinggi di antara komponen lainnya. Kontribusinya bagi perekonomian Babel pun terbesar kedua setelah konsumsi rumah tangga, yakni 43,7%.
Persoalannya, kinerja ekspor yang menjulang itu sangat dipengaruhi oleh pergerakan harga timah, terutama di level internasional. Maklum, timah merupakan salah satu kekayaan alam terbesar Babel, sehingga tak mengherankan jika timah menjadi komoditas andalan ekspornya. Pada 2021, harga timah dunia mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah hingga menyentuh US$32,4 ribu per metrik ton. Tak ayal, kinerja ekspor Babel pun turut terkerek. Demikian pula dengan pertumbuhan ekonominya.
Indikator tersebut menggambarkan dengan jelas, perekonomian Babel sangat berpengaruh terhadap pergerakan harga timah. Tak heran jika langgamnya terkadang berbeda arah dibandingkan perekonomian nasional maupun Pulau Sumatera.