JAKARTA – Namanya menggunakan Karawaci, Tangerang Selatan. Namun, wilayah operasinya menggurita hampir menjangkau seluruh pulau di Tanah Air. Dari Banda Aceh, Palangkaraya, Makassar, Ambon, hingga Mataram dan Bali.
Perusahaan milik Keluarga Riady ini tampaknya kurang kinclong, Asetnya secara kuartalan terus turun secara konsisten. Dari Rp64,4 triliun pada kuartal I-2021, kemudian menjadi Rp51,1 triliun di Kuartal III-2022.
Bahkan sebagian besar asetnya ditopang oleh liabilitas atau kewajiban. Porsinya terhadap aset pada kuartal III-2022 sekitar 60,0%, dan sisanya ekuitas. Kondisi lebih besar kewajiban ketimbang modal ini, setidaknya terjadi sejak kuartal I-2021.
Dengan tingkat pengembalian modal atau return on equity, mengisyaratkan bahwa perusahaan kesulitan mampu menghasilkan laba. Sepanjang tahun 2022, nilai kerugiannya pun makin besar. Jika pada kuartal I-2022 sebesar Rp495 miliar, kemudian menjadi Rp607 miliar di kuartal ketiga.
