Kursi Panas Shin Tae-yong

JAKARTA — Shin Tae-yong tengah duduk di kursi panas. Hasil pertandingan melawan Arab Saudi di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (19/11), bisa menjadi penentu nasibnya sebagai pelatih tim nasional sepak bola Indonesia.

Kekalahan beruntun pada dua pertandingan sebelumnya, 1-2 dari Cina (1-2) dan 0-4 dari Jepang, membuat Indonesia terpuruk di peringkat ke-6 Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia dengan 3 poin dari 5 pertandingan.

Peringkat ke-1 dan ke-2 langsung lolos ke Piala Dunia, posisi ke-3 dan ke-4 maju ke babak kualifikasi selanjutnya, sementara dua tim terbawah mesti angkat kaki.

Situasi ini membuat penggemar, juga pengamat, sepak bola Indonesia terbelah dua. Ada yang berpendapat pria asal Korea Selatan itu sudah kehilangan sentuhannya sehingga mesti segera diganti.

Sebagian lainnya ingin agar Shin bertahan, setidaknya hingga kotraknya berakhir pada tahun 2027, karena dia dianggap mampu mengangkat kelas timnas Garuda, baik senior maupun U-23 yang juga dilatihnya.

Shin berhasil membawa timnas Indonesia U-23 mencatat sejarah baru dengan menempati peringkat ke-4 Piala Asia U-23 2024 di Qatar.

Sementara, timnas senior bisa menahan seri Arab Saudi dan Bahrain di kandang lawan, juga Australia yang bertamu ke GBK. Padahal, Indonesia adalah tim dengan peringkat FIFA terendah, ke-130, di Grup C.

Selain itu, rekor pertandingan timnas senior dan U-23 juga tidak buruk sejak pelatih berusia 54 tahun itu menduduki posisinya mulai akhir 2019. Dalam 52 pertandingan, Indonesia mampu meraih 24 kemenangan. Rasio golnya pun positif.

Akan tetapi tak sedikit yang beranggapan bahwa timnas senior seharusnya bisa mencapai hasil lebih baik di kualifikasi Piala Dunia 2026. Terutama dengan masuknya para pemain naturalisasi yang kini mendominasi tim utama.

Shin dituding tak mampu memaksimalkan potensi para pemain timnas, khususnya para WNI baru yang dinilai lebih berkualitas ketimbang para pemain dari Liga 1 Indonesia.

Perdebatan tersebut sepertinya membuat Erick Thohir, Ketua Umum PSSI, gerah. Erick menyatakan akan mengevaluasi timnas “secara menyeluruh” usai pertandingan melawan Arab Saudi. Tetapi dia menepis anggapan bahwa evaluasi itu akan spesifik membahas masa depan Shin Tae-yong.

Mengejar sembilan poin

Saat ini Shin mesti melupakan dulu spekulasi mengenai masa depannya karena laga berat melawan Arab Saudi sudah di depan mata. Dia diharapkan bisa membawa pasukan Garuda merebut kemenangan pertama sehingga peluang lolos ke Piala Dunia tetap terbuka.

Erick Thohir menyatakan Indonesia butuh sedikitnya 9 poin dari lima pertandingan tersisa untuk lolos ke babak selanjutnya. Secara implisit sang Ketua Umum PSSI ingin agar timnas Indonesia memenangkan tiga laga kandang tersisa.

Setelah Arab Saudi, Jay Idzes dan kawan-kawan akan tandang ke Australia, lalu berturut-turut menjamu Bahrain dan Cina, kemudian menutup putaran ketiga kualifikasi di kandang Jepang.

Bukan perkara mudah, memang. Shin Tae-yong harus memutar otak untuk menemukan strategi jitu agar target tersebut tercapai. Jika tidak, ada kemungkinan dia akan didepak dari kursinya sebelum kontrak selesai.

 

Sanitasi Buruk Penduduk Padat

Artikel sebelumnya

Ganti Pemain di Pertamina

Artikel selanjutnya

Baca Juga