Mengadang Serbuan Jepang

JAKARTA — Pertandingan berat menanti tim sepak bola Indonesia. Pasukan Garuda harus mengadang serbuan Jepang pada laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jumat (15/11) malam.

Sejauh ini, Jepang tengah memimpin Grup C dengan 13 poin dari 4 pertandingan. Indonesia berada di peringkat paling buncit (posisi ke-6) dengan 3 poin. Juara dan runner-up grup akan lolos ke Piala Dunia 2026, sedangkan peringkat ke-3 dan ke-4 masuk ke babak kualifikasi berikutnya.

Tambahan poin, walau hanya satu, menjadi amat berharga bagi Indonesia untuk menjaga harapan lolos ke Piala Dunia.

Namun, Samurai Biru jelas sulit ditaklukkan. Pada empat pertandingan sebelumnya, tim asuhan Hajime Moriyasu ini tiga kali menang dan hanya sekali imbang 1-1 melawan Australia.

Lini depan Jepang, dengan Ayase Ueda sebagai ujung tombak, telah mencetak 15 gol dari 27 tendangan tepat ke gawang lawan. Artinya, tiap kali pemain Jepang menendang ke gawang, 56% akan jadi gol.

Dominasi Jepang, dengan rata-rata penguasaan bola 66%, membuat lawan sulit mengembangkan permainan. Apalagi, akurasi umpan Samurai Biru yang selalu lebih dari 80% membuat lawan kesulitan mencuri bola.

Pertahanan Jepang juga tangguh. Gawang yang dijaga Zion Suzuki baru kemasukan 1 gol. Itupun gol bunuh diri bek Shogo Taniguchi ketika menjamu Australia di Saitama.

Dalam empat pertandingan itu, hanya tiga kali bola tendangan lawan mengarah tepat ke gawang Jepang.

Manfaatkan peluang

Mencermati data-data itu, hanya ada sedikit celah untuk menembus gawang Jepang. Para pemain Indonesia harus bisa memanfaatkan sekecil apapun peluang. Sayangnya, kemampuan itu yang belakangan ini justru menjadi masalah.

Saat tandang ke Cina, pasukan Shin Tae-yong menguasai 76% permainan, menendang bola 6 kali tepat ke gawang lawan, tapi kalah 1-2.

Indonesia butuh penyerang tajam, klinis di depan gawang. Sejak menjadi WNI, Rafael Struick, striker yang selalu jadi starter, baru mencetak 1 gol untuk timnas senior.

Masalah lain, lini tengah Indonesia kerap kehilangan bola dan kerepotan untuk bisa menguasai permainan. Akibatnya, pemain lawan lebih mudah masuk ke wilayah pertahanan.

Dalam empat pertandingan, total ada 66 tembakan yang dilepaskan lawan; 17 tepat mengarah ke gawang Maarten Paes, 5 menjadi gol.

Dengan tingkat konversi peluang menjadi gol yang tinggi, pemain Jepang sangat berbahaya jika dibiarkan leluasa ke lini pertahanan. Tom Haye harus bisa merapatkan barisan di lini tengah Indonesia untuk menjadi benteng pertama.

Harus diakui bahwa peluang Indonesia untuk mengatasi Jepang amat kecil. Sejarah juga tak mendukung. Pada pertandingan babak grup Piala Asia 2023 di Qatar, Januari lalu, Indonesia menelan kekalahan 1-3.

Kemenangan terakhir Indonesia atas Jepang terjadi dalam laga persahabatan di Jakarta pada tahun 1981. Bambang Nurdiansyah dkk, menang 2-0 saat itu.

Tapi bola itu bundar, kata orang bijak. Segala sesuatu bisa terjadi di lapangan. Strategi yang jitu, usaha keras, dan keberuntungan bisa membuat Garuda mengulang kembali kemenangan seperti 43 tahun lalu.

 

Mampukah Paes Menahan Badai Samurai Jepang

Artikel sebelumnya

Baca Juga